Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota DPRD Sebut Sejumlah Kepala Sekolah di Deli Serdang Dijadikan "Sapi Perah"

Kompas.com, 1 November 2024, 23:00 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Anggota DPRD Deli Serdang yang juga merupakan Ketua Fraksi PDI Perjuangan, Antony Napitupulu, mengatakan, sejumlah kepala sekolah tingkat SD dan SMP di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, dijadikan "sapi perah".

Antony mengatakan, sejumlah kepsek dipungut sejumlah uang dengan alasan dana partisipasi. 

Baca juga: Ibu di Deli Serdang Bilang Bayinya Jatuh ke Kolam Ikan, padahal Dibuang ke Parit

"Kepala sekolah jadi sapi perah dari dinas pendidikan saat ini. Ada kegiatan fisik di sekolah mereka, tapi mereka juga dipungut dengan alasan dana partisipasi," ujar Antony saat sidang paripurna DPRD Deli Serdang, Jumat (1/11/2024).

Baca juga: Becak Tua Bobby Berpacu dengan Waktu demi Selamatkan Korban Pembacokan di Deli Serdang

Apa yang disampaikan oleh Antony ini turut didengar oleh Asisten III Pemkab Deli Serdang, David Efrata Tarigan yang datang mewakili Pj Bupati Deli Serdang.

Antony berharap agar kasus ini bisa menjadi perhatian dan atensi dari Pj Bupati Wiriya Alrahman.

"Memang yang mengadu ke saya satu orang, tapi dia mewakili kepala sekolah yang lain karena juga ada komunitas mereka," kata Antony.

"Nggak usah saya sebutlah kecamatannya mana dan kepala sekolah mana, tapi bisa kita pastikan bukan hanya satu kecamatan ini, tapi semua kecamatan mengeluhkan ini," kata Antony menambahkan.

Anggota dewan dari Dapil Deli Serdang IV mengatakan, para kepala sekolah bisa diperlakukan berulang-ulang seperti ini karena untuk memenuhi operasional di Dinas Pendidikan Deli Serdang.

Saat di lapangan yang memungut uang kepada mereka adalah koordinator wilayah (Korwil) kecamatan.

"Harusnya kepala sekolah itu ngurusin bagaimana supaya sekolahnya bagus saja. Sekarang ini adapun proyek fisik di sekolah mereka malah mereka bisa keluar duit dengan alasan dana partisipasi. Mereka itu serahkan uangnya sama Korwil. Dana BOS ya harus untuk operasional sekolah jadi jangan ada kutipan-kutipan bersifat pribadi lagi," ucap Antony.

Dinas Pendidikan bantah tudingan

Kadis Pendidikan Deli Serdang, Yudi Hilmawan, belum bisa dikonfirmasi. Berulang kali nomor ponselnya dihubungi, tapi tidak aktif.

Pesan WhatsApp yang dikirimkan juga belum mendapat respons.

Sementara, Kabid SD Dinas Pendidikan Deli Serdang, Samsuar Sinaga, membantah tudingan itu.

Dia mengatakan, sejauh ini tidak pernah ada informasi seperti itu yang dia dengar.

"Nggak pernah tahu saya. Nggak pernah ada yang cerita sama saya seperti itu (diperas Korwil). Kalau misalnya, ada pasti ada saja itu yang mungkin cerita ke kita," kata Samsuar.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Anggota Dewan Ini Sebut Banyak Kepala Sekolah di Deli Serdang Jadi Sapi Perah Dinas Pendidikan

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Medan
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau