MEDAN, KOMPAS.com - Mantan Presiden Joko Widodo dianggap sebagai kunci di balik keberhasilan pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin dalam Pilkada Jawa Tengah (Jateng).
Pasangan ini unggul dari pesaingnya, Andika Perkasa-Hendrar Prihadi, berdasarkan hasil hitung cepat Litbang Kompas.
Padahal, Jawa Tengah selama ini dikenal sebagai basis kuat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Sejak Pilkada Jateng 2005, PDI-P selalu memenangi kontestasi politik lima tahunan tersebut.
Baca juga: Partai Cokelat Dituding Terlibat Dalam Pilkada Jateng, Jokowi: Buktikan Saja
Saat dikonfirmasi terkait perannya dalam kemenangan ini, Jokowi merespons santai.
"Wong saya enggak ngapa-ngapain," ujarnya saat ditemui di Masjid Raya Medan, Jumat (29/11/2024).
Pengaruh Ketokohan Jokowi
Pengamat politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo Jati, menyebutkan bahwa ketokohan Jokowi menjadi salah satu faktor utama.
Sebagai sosok yang sangat identik dengan Jawa Tengah, Jokowi menciptakan anomali perilaku pemilih lokal. Pemilih yang sebelumnya loyal pada partai kini lebih memilih berdasarkan figur.
"Faktor domisili dan ketokohan Jokowi di Jateng sangat memengaruhi perubahan peta pemilih lokal," ucap Wasisto, Kamis (28/11/2024).
Baca juga: Partai Cokelat Dituding Terlibat di Pilkada Sumut, Jokowi: Tanyakan ke Bobby
Prakondisi dan Manuver Politik
Direktur Monitoring Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Indonesia, Jojo Rohi, menilai prakondisi yang dilakukan Ahmad Luthfi menjadi salah satu keunggulan.
Dukungan Jokowi terhadap Luthfi telah disiapkan jauh sebelum Andika-Hendrar maju sebagai pasangan calon.
"Pra-kondisi ini membuat Andika-Hendrar kalah langkah. Ditambah lagi ada indikasi manuver 'partai coklat' yang turut membantu kemenangan Luthfi," jelas Jojo.