Siswa tersebut juga menyebutkan bahwa guru hanya datang untuk memukul lonceng dan kemudian pergi.
Kepala Dinas Pendidikan Nias, Kharisman Halawa, menjelaskan bahwa akses menuju sekolah menjadi salah satu kendala yang menyebabkan para guru tidak hadir.
Lokasi SD itu terisolasi, terletak di Dusun III, Desa Laowo Hilimbaruzo, Kecamatan Idanogawo, yang berjarak 8,5 km dari desa induk.
"Siswa SD di sana berjumlah 62 orang dan semuanya warga Dusun III, yang menjadi persoalan adalah seluruh guru yang mengajar di sana tinggal di luar Dusun III," ungkap Kharisman.
Baca juga: Respons Bobby soal Guru SD di Nias Sebulan Tidak Mengajar
Kondisi akses yang sulit membuat para guru harus menempuh perjalanan jauh dengan berjalan kaki dan menyeberangi sungai, sehingga saat curah hujan tinggi, mereka sering terhambat di jalan.
"Guru pergi ke sekolah dengan jalan kaki dan melewati sungai, sehingga apabila curah hujan tinggi, para guru sering tertahan di jalan karena sungai banjir," pungkas Kharisman.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang