Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Tewas, Pria di Deli Serdang Bertengkar dengan Pensiunan TNI

Kompas.com, 5 Februari 2025, 16:45 WIB
Goklas Wisely ,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Nurmaila (70) mengungkapkan anaknya bernama Ardiansyah meninggal dunia seusai dianiaya pensiunan TNI berinisial LS di rumah tetangganya di Jalan Pusaka, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang.

Ia menceritakan, mulanya dua orang tetangganya, yang masih kakak-beradik, terlibat cekcok, yakni inisial DS (istri LS) dan BS.

Seiring berjalannya waktu, Nurmaila mengaku dihasut DS agar tidak berteman dengan BS.

Nurmaila pun tak ingin masuk ke dalam persoalan keduanya.

Baca juga: Makam Pria di Deli Serdang Dibongkar, Diduga Tewas Dianiaya Pensiunan TNI

Dia tak mengindahkan anjuran DS. Tak lama, rupanya Nurmaila terkena imbas.

Ia dituduh melakukan hal tidak senonoh dengan anaknya sendiri, Ardiansyah.

"Sebelumnya DS bilang, kalau BS ngomong saya bersetubuh dengan anak saya ini. Padahal, dia yang ngomong, bukan adiknya (BS)," kata Nurmaila saat diwawancarai di lokasi kuburan Ardiansyah, Jalan Medan-Batang Kuis, Kota Medan pada Rabu (5/2/2025).

"Terus malam itu, 20 Agustus 2024, terjadilah pertengkaran. Kepala anak saya dipukul pakai helm satu kali, itu di bagian belakang," katanya.

Setelah kejadian itu, Ardiansyah mengaku sering kali mengeluh kepalanya pusing.

Kala itu, ia mengira anaknya terkena asam lambung karena muntah setiap kali mengonsumsi makanan.

Baca juga: Heboh Komplotan Perampok Bersenjata Todong Bos Sawit di Deli Serdang, Rp 232 Juta Raib

Pada 17 Desember 2024, Ardiansyah dilarikan ke Rumah Sakit Umum Citra Medika karena mengeluh kesakitan di ulu hati dan mengalami kejang-kejang.

Ardiansyah pun menjalani perawatan medis.

"Di situ dokternya bilang, anak saya diserahkan ke bagian saraf. Saya bilang bagaimana yang terbaiknya, biar anak saya sembuh. Begitu screening, itulah ada penggumpalan darah di kepalanya," ujar Nurmaila.

Pada 20 Desember 2024, Ardiansyah pun dinyatakan meninggal dunia.

Humisar Sianipar, selaku pengacara korban, menambahkan, pada dasarnya Nurmaila telah melaporkan peristiwa yang dialami Ardiansyah ke Polsek Tembung beberapa hari setelah kejadian.

"Jadi awalnya, Nurmaila ini buat laporan ke Polsek atas dugaan penganiayaan yang dilakukan LS kepada tiga orang, yakni Nurmaila, Ardiansyah, dan abang Ardiansyah. Namun, yang diperiksa polisi hanya Nurmaila dan abang Ardiansyah," kata Humisar saat diwawancarai di lokasi.

Baca juga: Cerita Warga Deli Serdang Geram Mobilnya Dihancurkan Oknum TNI, Sejumlah Barang Hilang

Tak terima anaknya meninggal, Nurmaila akhirnya membuat laporan terkait peristiwa yang dialami Ardiansyah pada 30 Januari 2025 ke Polrestabes Medan.

Humisar berharap, polisi dapat memproses perkara ini dengan profesional sehingga keadilan dapat ditegakkan.

Ekshumasi makam Ardiansyah 

Sebelumnya, Kepala Polrestabes Medan Kombes Gidion Arif Setyawan telah menyampaikan, pihaknya melakukan ekshumasi terhadap makam Ardiansyah di Jalan Medan-Batangkuis pada Rabu (5/1/2025) untuk memastikan penyebab kematian.

Seorang warga asal Kabupaten Deli Serdang, Adriansyah (37), diduga tewas karena penganiayaan menggunakan helm oleh tetangganya yang berinisial LS, seorang pensiunan TNI.

"Hari ini kami melakukan ekshumasi atau gali kubur pemeriksaan jenazah Ardiansyah," kata Gidion saat diwawancarai di lokasi ekshumasi pada Rabu (5/2/2025).

Gidion menyampaikan pihaknya belum dapat menyimpulkan apa yang menjadi duduk perkara.

Sebab, lanjut Gidion, sebelumnya Nurmaila dan LS saling melapor.

Nurmaila menyebut, LS menganiaya dirinya dan anak laki-lakinya (abang Ardiansyah) pada peristiwa 20 Agustus dan membuat laporan ke Polsek Tembung.

Sewaktu itu, belum diketahui bahwa Ardiansyah turut dianiaya LS.

Selanjutnya, LS melaporkan balik Nurmaila, Ardiansyah, dan abang Ardiansyah ke Polrestabes Medan atas dugaan penganiayaan pula.

"Nah, makanya ini masih satu rangkaian peristiwa. Makanya, kami mau memastikan apakah ada atau tidak kekerasan yang menjadi penyebab kematian Ardiansyah," tuturnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
Medan
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Medan
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau