Editor
"Sesuai dengan prosedur medis, amputasi diperlukan untuk mencegah penyebaran infeksi ke bagian tubuh lain yang lebih luas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Faisal Hasrimy.
Faisal mengungkapkan pihak rumah sakit sempat mencoba menghubungi keluarga untuk menginformasikan perlunya amputasi lebih lanjut.
Namun, keluarga tidak berada di lokasi saat operasi berlangsung.
Baca juga: Ini Alasan RSU Mitra Sejati Medan Amputasi Kaki Pasien Tanpa Izin...
"Saat itu, rumah sakit mencoba mengonfirmasi ke keluarga, tetapi mereka tidak ada di lokasi meski sudah dipanggil beberapa kali. Karena itu, rumah sakit mengambil langkah berikutnya (amputasi hingga ke betis)," jelas Faisal.
Meskipun pihak rumah sakit mengklaim telah mengikuti prosedur medis, Dinas Kesehatan tetap membawa kasus ini ke Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) untuk menilai apakah ada pelanggaran etika profesi yang dilakukan tenaga medis.
"Kami tetap cek, apakah ada prosedur yang dilanggar. Kalau ada yang dilanggar kami berikan sanksi, bahkan sampai yang terberat bisa pencabutan izin," tegas Faisal.
Sementara itu, Wali Kota Medan, Rico Waas, juga angkat bicara dan meminta pihak rumah sakit segera memberikan klarifikasi kepada publik.
"Saya meminta Mitra Sejati untuk konferensi pers, untuk menyatakan apa masalah yang sebenarnya," kata Rico saat diwawancarai di Balai Kota Medan pada Selasa (4/3/2025).
Baca juga: RSU Diduga Amputasi Kaki Pasien Tak Izin, Wali Kota Medan Rico Waas Desak Konferensi Pers
"Karena kemarin saya sudah tanya ke Dinas Kesehatan, mereka sudah jalankan SOP-nya. Namun, saya meminta, Mitra Sejati sebagai rumah sakit untuk mengeluarkan statement bagaimana kondisi yang sebenarnya," tuturnya.
(Penulis: Kontributor Medan Kompas.com: Goklas Wisely)
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang