Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komplotan Pencuri Bermobil di Medan Kejar-kejaran dengan Polisi, Tertangkap karena Hantam Lubang

Kompas.com, 7 Maret 2025, 14:03 WIB
Goklas Wisely ,
Krisiandi

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Sebuah komplotan pencuri yang mengendarai mobil beraksi di Kota Medan saat warga meninggalkan rumah untuk berbuka puasa.

Namun, aksi mereka terhenti setelah menabrak lubang di jalan, yang menyebabkan mereka gagal melarikan diri.

Peristiwa ini terjadi pada Kamis (6/3/2025) ketika para pelaku memantau gerak-gerik Abdullah (49), seorang warga yang tinggal di Jalan Marelan V Pasar II Barat, Kelurahan Terjun.

Baca juga: BPOM Medan Sidak Pasar Takjil di Pintu 4 USU, Begini Hasilnya...

Para pelaku mulai beraksi saat Abdullah dan keluarganya pergi berbuka puasa di daerah Jalan Amir Hamzah.

Mereka masuk ke dalam rumah korban dan mengambil sejumlah barang menggunakan satu unit mobil Avanza.

Aksi pencurian ini terungkap ketika adik ipar korban yang tinggal tidak jauh dari lokasi meneriaki pelaku.

Warga yang mendengar teriakan tersebut langsung mengejar pelaku yang melarikan diri dengan mobil Avanza.

Baca juga: Mahasiswa di Medan Ngeluh Akses ke Kelas Digembok, Pihak Kampus Buka Suara

Warga sekitar yang mendengar teriakan itu tak tinggal diam. Para pelaku dikejar warga sehingga melaju cukup kencang.

Sewaktu melintas di Jalan Young Panah Hijau, mereka berpapasan dengan sejumlah personel Polres Pelabuhan Belawan yang sedang patroli.

“Nah, karena mobil ini dikejar warga dan diteriaki maling, petugas jadi ikut mengejar dan mencoba memberhentikan para pelaku,” kata Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Janton Silaban kepada Kompas.com melalui saluran telepon pada Jumat (6/3/2025).

“Terjadilah aksi kejar-kejaran. Saat itu petugas hampir ditabrak. Namun, tepat di Jalan Batang Kilat, mobil Avanza ini menabrak lubang dan berhenti. Di situ, sejumlah pelaku di dalam mobil berhamburan keluar untuk kabur,” tambahnya.

Janton menyebutkan, empat pelaku ditangkap, yaitu Taufiq Wahyu Hidayat (23), Bambang Irawan (33), Sakti Simanjuntak (44), dan Budi (50).

Sementara itu, dua pelaku lainnya yang berinisial F dan Y berhasil melarikan diri.

Keempat pelaku kemudian dibawa ke Polres Pelabuhan Belawan untuk menjalani pemeriksaan.

Baca juga: Sidak Brastagi Supermarket, Walkot Medan Rico: Ada Produk Penanggalannya Membingungkan

Hasil interogasi menunjukkan bahwa mereka telah merencanakan pencurian sehari sebelum kejadian di rumah Budi.

Dalam aksi tersebut, Sakti berperan sebagai sopir, Budi merusak pintu, sedangkan Taufiq, Bambang, dan dua pelaku lainnya mengambil barang-barang.

“Hasil cek urine keempat pelaku positif pengguna narkoba. Barang yang dicuri terdiri dari puluhan pakaian dan televisi. Saat ini, mereka ditahan untuk proses hukum lebih lanjut,” tutup Janton.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Medan
Kronologi Ibu Dibunuh Anak Sendiri di Medan, Polisi Dalami Penyebab
Kronologi Ibu Dibunuh Anak Sendiri di Medan, Polisi Dalami Penyebab
Medan
Banjir dan Longsor di Tapanuli Tengah, 3 Puskesmas, 1 Pustu Rusak dan Tak Bisa Beroperasi
Banjir dan Longsor di Tapanuli Tengah, 3 Puskesmas, 1 Pustu Rusak dan Tak Bisa Beroperasi
Medan
Cerita Pilot Helikopter saat Antar Bantuan ke Korban Banjir Sumut: Selalu Ingin Menangis
Cerita Pilot Helikopter saat Antar Bantuan ke Korban Banjir Sumut: Selalu Ingin Menangis
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau