MEDAN, KOMPAS.com - Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, angkat bicara terkait tawuran antar-remaja di Lorong Pancur Stasiun, Kelurahan Belawan 1, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan, pada Selasa (6/5/2025).
Dalam insiden itu, wajah Kapolsek Belawan, AKP Ponijo, terluka akibat lemparan batu di bagian wajah dan hidung.
Menurut Bobby, tawuran yang berulang kali terjadi tidak terlepas dari maraknya peredaran narkoba di sana.
Baca juga: Tawuran Kembali Pecah di Belawan, Wajah Kapolsek Luka Terkena Lemparan Batu
"Ini kan permasalahan sudah saya sampaikan, menurut saya ini persoalan narkoba. Kalau selalu berulang-ulang ini, harus diselesaikan pertama kali, bukan tawurannya, tetapi narkobanya," ujar Bobby saat ditanya wartawan di kantornya, Rabu (7/5/2025).
Bobby mengaku didesak untuk menerapkan cara Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang menginstruksikan agar remaja yang terlibat tindakan kriminal atau kenakalan berat dibawa ke barak militer untuk mendapatkan pendidikan dan pendisiplinan.
Namun, menurut Bobby, semasa menjabat Wali Kota Medan, sebelumnya ia memiliki program yang mirip dengan Dedi Mulyadi.
"Mohon maaf sebelumnya, waktu saya jadi Wali Kota Medan, khusus Medan Utara, kami buat (program) Pemuda Bela Negara (PBN), bahkan yang meresmikan program itu waktu itu Pak Menhan, Pak Prabowo, ketika waktu masih menjadi Menhan, beliau yang launching," kata Bobby.
Baca juga: Kondisi Kapolsek Belawan yang Terluka akibat Dilempar Batu Pelaku Tawuran
Program ini merupakan program pembinaan yang dilakukan TNI untuk mendidik pemuda di Belawan agar menjadi pribadi yang baik.
"Program itu tidak hanya mendidik agar anak tidak tawuran, bahkan menyekolahkan agar mereka bersekolah. Ada yang masuk TNI, ada yang masuk polisi, ada yang kita terima jadi Satpol PP.
Hasilnya juga ada, tapi efeknya memang masih ada juga tawuran itu," tandasnya.
Ke depan, kata Bobby, Pemprov Sumut juga tengah mempertimbangkan untuk menjalankan program PBN agar mencakup seluruh wilayah di Sumatera Utara.
"Ini sedang kami pelajari bagaimana kalau kami tingkatkan di tingkat provinsi, bukan hanya mereka masuk ke tempat (pembinaan), tetapi memastikan mereka tingkat pendidikannya (terjamin)," ujarnya.
"Bukan latah atau segala macam, bukan sombong, sok-sokan, tetapi kami di Medan pernah buat, bahkan mereka lanjut (pemuda di Belawan), masuk sekolah kejuruan TNI dan Polri," tuturnya.
Baca juga: Bobby Sebut Banyak yang Desak Terapkan Cara Dedi Mulyadi Atasi Tawuran di Belawan
Sebelumnya diberitakan, dalam 3 hari belakangan, tawuran pecah di Belawan. Tawuran pertama terjadi pada Minggu (4/5/2025).
Saat proses penertiban, Kapolres Belawan, AKBP Oloan Siahaan, sempat diserang pelaku tawuran.
Karena terdesak, Oloan menembakkan senjata api ke arah kerumunan massa. Akibat insiden itu, remaja bernama M. Syuhada (15) tewas.
Polisi kemudian menyelidiki kasus ini dan menangkap 20 orang pelaku tawuran, dan 17 di antaranya positif narkoba.
Selanjutnya, tawuran kedua terjadi dua hari berselang. Kali ini, Kapolsek Belawan, AKP Ponijo, menjadi korban, wajahnya terluka terkena lemparan batu.
Polisi kemudian memburu pelaku tawuran dan berhasil menangkap sembilan pelaku.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang