Kejanggalan semakin terlihat ketika pihak keluarga, terutama adik kandung korban, menemukan tanda kekerasan pada jasad Ruslan.
Keluarga kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Medan Helvetia, yang segera melakukan penyelidikan.
Dalam pemeriksaan, polisi menemukan jejak darah di lemari kamar, yang awalnya diakui Tiromsi sebagai darah menstruasi anaknya.
"Waktu kita interogasi pelaku, dia menyebut bahwa bercak darah yang ada di lemari itu bekas mens anaknya," ungkap Kapolsek Medan Helvetia, Kompol Alexander Putra Piliang.
Namun, setelah dilakukan pemeriksaan, darah tersebut ternyata cocok dengan darah korban.
Polisi akhirnya membongkar kuburan Ruslan untuk melakukan otopsi, yang mengungkapkan adanya luka-luka di tubuh korban. Hal ini semakin menguatkan dugaan pembunuhan berencana yang dilakukan oleh Tiromsi.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang