Insiden penyerangan oleh puluhan prajurit Armed 2/105 KS terhadap warga Desa Selamat terjadi pada Jumat (8/11/2024) malam.
Sekitar pukul 21.30 WIB, sekelompok prajurit datang ke desa dengan membawa senjata tajam dan pistol.
Tony Seno Aji, seorang warga mengungkapkan, penyerangan dimulai ketika prajurit tersebut mencari seorang pemuda bernama Dewa.
“Kita tak tahu masalahnya apa. Nanya aja langsung kena pukul. Mereka membawa samurai, pentungan, banyak lah,” ungkap Tony.
Kepala Desa Selamat, Bahrun menjelaskan, sebelum penyerangan terjadi, pemuda setempat sempat berseteru dengan prajurit Armed saat berpapasan di jalan.
“Tapi ada cerita, pemuda sini sempat cekcok dengan prajurit itu saat berpapasan di jalan. Setelah itu, malamnya terjadi penyerangan,” ujarnya.
Akibat penyerangan tersebut, satu warga, Raden Barus, tewas, dan sekitar 13 orang lainnya mengalami luka-luka.
Beberapa di antara mereka dirawat di Rumah Sakit Putri Hijau.
Kepala Dusun III, Binawati menyatakan, Raden ditemukan tergeletak di pinggir jalan dengan luka parah.
“Ada keluar darah dari telinga sebelah kanan. Kepala di bagian kirinya lembek. Mata di kirinya dicolok sesuatu, sama dengan dagunya. Luka sayat di punggung kanan dan bahu kirinya memar,” kata Binawati.
Raden keluar dari rumahnya karena khawatir cucunya terlibat bentrok, namun ia justru menjadi korban penyerangan.
Dampak psikologis dari insiden ini sangat terasa di kalangan warga, terutama anak-anak.
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menyebutkan bahwa penyerangan itu bermula dari konflik antara kelompok geng motor dan prajurit Armed.
"Jadi memang diawali oleh ya anak-anak muda kebut-kebutan pakai motor ditegur sama anggota,” jelas Panglima TNI.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang