Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rahasia Para Penulis Menaklukkan Sunyi yang Menyesakkan

Kompas.com, 27 September 2025, 19:24 WIB
Cristison Sondang Pane,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Perkembangan zaman membawa pergeseran besar dalam cara manusia berinteraksi.

Media sosial menjadi salah satu buktinya. Ia bisa menjadi pisau bermata dua: mengganggu, namun sekaligus memunculkan kreativitas baru.

Baca juga: Tantangan OJK: Dari Spin-off Syariah, Literasi Rendah, hingga Kripto

Hal itu disampaikan Emte, penulis beberapa zine dan novel grafis, dalam diskusi panel bertajuk “Satu Jiwa, Seribu Rasa: Sendiri Tak Selalu Sepi” di Pesta Literasi Indonesia 2025, di Medan, Sumatera Utara, Sabtu (27/9/2025).

Emte menuturkan bahwa kesepian dan kesendirian adalah dua hal yang berbeda.

Perbedaan ini ia bahas dalam bukunya Life as We Know It yang lahir dari proses panjang berdiskusi dengan banyak orang.

“Kesendirian itu, saya memilih menonton bioskop dan traveling sendiri, tidak apa-apa karena dilakukan secara sadar. Sementara kesepian adalah sebuah keadaan tidak terkoneksi dengan sekeliling kita. Misalnya, berkumpul bersama tetapi pikiran ke mana-mana, terutama memainkan gadget,” kata Emte.

Ia mengaku sempat khawatir dihakimi karena usia yang tak lagi muda tetapi masih menggambar, menulis, dan berbicara soal kesendirian.

“Tetapi ya, akhirnya, overthinking saya sampai 90 persen, 10 persennya diri sendiri. Namun yang ingin saya sampaikan adalah harus jujur pada diri sendiri, apa adanya, ada momen tidak usah peduli kata orang. Itu sih yang saya lakukan. Kejujuran itu menjadi kunci,” sambung penulis buku Nyampah itu.

Selain Emte, hadir pula Titan Sadewo, penulis buku Simulasi Sakaratul Maut, dan Ika Natassa, penulis novel Satine, dengan moderator Eka Dalanta, Duta Baca Kabupaten Karo periode 2023-2027.

Medan: Ramai, Tapi Bisa Sepi

Litbang Kompas mencatat Medan sebagai salah satu kota dengan tingkat kerentanan kesepian yang tinggi.

Titan menyebut Medan sebagai kota paradoks. Di tengah banyaknya tawuran, orang-orang menerobos dan tidak berhenti di lampu merah, serta cemas saat berada di belakang angkutan kota (angkot).

Tetapi pada titik tertentu, walaupun Medan memiliki keramaian, belum tentu orang-orangnya juga merasa ramai kepada dirinya sendiri.

“Bagi saya itu sesuatu yang sangat menyakitkan sekali. Medan itu saya lihat bukan cuma kota tapi kampung kenangan. Di titik tertentu ya, mungkin saya kesepian. Tapi saya menulis puisi untuk mengobati penyakit yang bernama kesepian. Menulis puisi itu bagi saya bukan cuma menulis keras, bukan cuma membaca, tapi kita tahu apa di dalam hidup kita,” ucap Titan.

Menurut Titan, kesepian adalah rasa tidak terkoneksi dengan orang lain.

Bagi dia, komunitas menjadi salah satu cara menghilangkan kesepian.

Halaman:


Terkini Lainnya
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau