Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Medan Labuhan Lelah Jadi Langganan Banjir: Kami Capek Banget!

Kompas.com, 12 Oktober 2025, 22:49 WIB
Cristison Sondang Pane,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Banjir yang merendam rumah warga hingga harus mengungsi bukan lagi hal baru bagi warga Lingkungan III, Kelurahan Pekan Labuhan, Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan. Mereka berharap pemerintah lebih serius menangani persoalan banjir yang terus berulang setiap tahun.

Agnes, salah satu warga yang kini mengungsi bersama keluarganya, mengatakan banjir di lingkungannya sudah terjadi berulang kali.

“Ya memang, Puji Tuhan banjir hari ini masih rendah. Sebelum-sebelumnya mencapai satu meter dan bercampur lumpur,” ucap Agnes, warga berusia 21 tahun, saat ditemui di lantai dua Sekolah Dasar Negeri 060948 di Jalan Yos Sudarso, Pekan Labuhan, Minggu (12/10/2025) sore.

Baca juga: Banjir Rendam Pemukiman di Medan Labuhan, 194 Jiwa Mengungsi ke Sekolah

Perempuan lulusan SMK jurusan broadcasting itu mengaku sudah lelah menghadapi banjir yang datang hampir setiap tahun. Ia berharap pemerintah lebih serius melakukan pencegahan dan perawatan drainase.

“Kita ingin pemerintah lebih serius menanggulangi banjir ini. Kami capek banget ngurus begini. Anak sekolah pun terganggu belajar,” ujar Agnes.

Ia menambahkan, kondisi warga di lokasi pengungsian sejauh ini masih sehat. Pemerintah Kota Medan juga telah menyalurkan bantuan logistik, terutama makanan dan perlengkapan tidur.

“Kami makan sigap kali sehari. Bersyukurlah masih ada yang nolong,” kata Agnes.

Sebelumnya, Kepala Lingkungan III Kelurahan Pekan Labuhan, Abdul Manan, mengatakan air mulai naik sekitar pukul 19.00 WIB, Sabtu (11/10/2025). Kondisi memburuk pada pukul 02.00 WIB saat air keluar dari benteng di sekitar simpang kantor Kelurahan Martubung, Lingkungan VII.

Baca juga: Warga: Medan Ini Kota Besar, Masak Masih Banjir, Malu Lah!

“Air muntah dari benteng, tapi bukan pecah bentengnya. Itu terjadi saat hujan lebat dari gunung dan ditambah air laut dalam keadaan pasang,” kata Manan kepada Kompas.com di lokasi pengungsian, Minggu (12/10/2025).

Ia bersama aparat kelurahan segera memperingatkan warga agar menyelamatkan barang berharga sebelum air masuk ke pemukiman.

“Sebelum air menyerang, kita prediksi kejadian itu jam dua malam. Kita prediksi sekitar jam empat masuk ke pemukiman, rupanya betul mulai masuk jam empat subuh. Alhamdulillah banyak warga yang sudah keluar,” ujarnya.

Warga mulai mengungsi ke SD Negeri 060948 pada Minggu pagi. Sekolah tersebut kerap dijadikan tempat pengungsian karena memiliki dua lantai dan dinilai aman.

“Saya koordinasi dengan gurunya untuk meminjam lokal kalau terjadi pengungsian. Ini dari tahun ke tahun sudah kita lakukan. Mereka selalu ngasi izin. Ada enam kelas yang dipakai,” tutur Manan.

Hingga Minggu siang, tercatat 165 jiwa dari 47 kepala keluarga (KK) mengungsi. Jumlah itu bertambah menjadi 194 jiwa dari 54 KK pada sore hari.

“Di sini ada juga tiga dokter standby. Sejauh ini tidak ada warga yang sakit sejak mengungsi,” tambah Manan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
Medan
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Medan
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau