Ia menuturkan, di dalam rumah itu Bonio biasanya tinggal bersama seorang kakaknya, sementara orangtua Bonio tinggal di Kabupaten Humbang Hasudutan.
Baca juga: 48 Penjahat Ditangkap Polres Belawan Medan dalam Sebulan, Termasuk Kakek Pencabul Anak
Pantauan Kompas.com di lokasi, rumah Bonio tampak sepi. Gerbang besi rumahnya terkunci.
Garis polisi pun melintang di pagar besi rumahnya.
Di sisi lain, Kepala Unit Reskrim Polsek Patumbak Iptu Omrin Siallagan menyampaikan akan mengecek kejadian tersebut.
"Bentar ya, saya cek," kata Omrin kepada Kompas.com melalui saluran telepon.
Sebelumnya diberitakan, Diva Utami Nengsih (22) tak berhenti menangis ketika mayat adiknya, Bonio Raja Gadjah (18), dibawa ambulans dari Rumah Sakit Bhayangkara Medan pada Sabtu (15/11/2025).
Rencananya, jenazah Bonio akan dibawa ke rumah duka di Desa Parmonangan, Kecamatan Pakkat, Kabupaten Humbang Hasudutan, Sumatera Utara.
Diva menceritakan, mulanya selama dua hari Bonio tak bisa dihubungi keluarga.
Sang ayahnya pun memintanya untuk mengecek Bonio di rumah, Desa Marindal II.
"Posisi saya memang lagi di Tembung karena kerja sebagai ahli gizi MBG," kata Diva saat diwawancarai di Rumah Sakit Bhayangkara Medan pada Sabtu (15/11/2025).
Diva pun mendapati hal janggal setibanya di rumah pada Jumat (14/11/2025), sekitar pukul 20.00 WIB.
Gerbang besi rumahnya dikunci tidak seperti biasanya.
"Gerbang itu dikunci bagian atas, tengah, dan bawah. Ini yang dikunci cuma bagian tengah. Terus pintu rumah itu juga dikunci dari dalam pakai kunci engsel," kata Diva.
"Nah, kami biasanya enggak gitu. Saya bukalah dari kunci engsel dari jendela depan rumah. Terus saya cium bau amis," tuturnya.
Usai membuka pintu, Diva terkejut mendapati darah berceceran di lantai ruang tamu, adanya bercak kaki, hingga barang-barang di sekitar berantakan.
Saat masuk ke kamar, Diva syok melihat Bonio tewas dengan kondisi telentang di atas lantai.
"Karena ketakutan saya langsung panggil warga. Jadi, rumah itu terkunci semua dan dia ada di dalam. Barang yang hilang, sepeda motor, ponsel, dan dompet," ucap Diva.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang