Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antre BBM Berjam-jam, Harga Eceran Melonjak: Warga Sumut Mengaku Kehilangan Waktu dan Penghasilan

Kompas.com, 3 Desember 2025, 10:39 WIB
Ridho Danu Prasetyo,
Icha Rastika

Tim Redaksi

PEMATANGSIANTAR, KOMPAS.com – Dampak bencana banjir dan longsor di kawasan Sumatera Utara membuat distribusi pasokan bahan bakar minyak (BBM) tersendat.

Pantauan tim Kompas.com yang melakukan perjalanan melewati Medan hingga Pematangsiantar, pemandangan serupa terlihat di semua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina.

Sejak perjalanan dimulai dari Bandara Internasional Kualanamu, Medan pada Selasa (2/12/2025) siang hari hingga malam hari di kawasan Pematangsiantar, SPBU dipenuhi antrean panjang kendaraan yang mengular hingga ke jalan raya.

Baca juga: Warga Aceh Tengah Kesulitan BBM, Datangi Kantor Bupati untuk Minta Solusi

Sepeda motor, mobil, dan bus antarkota turut memadati area SPBU untuk mengisi BBM hingga memakan setidaknya satu ruas jalan.

Antrean ini tidak hanya menimbulkan padatnya pemandangan, tetapi juga menyebabkan kemacetan parah, memaksa kendaraan lain berebut jalur yang tersisa.

Bunyi klakson yang mengisyaratkan warga pencari BBM untuk menepi dari tengah jalan pun terdengar setiap kali melintasi SPBU.

Bahkan, di dalam Rest Area KM 46,5 di ruas tol Medan-Siantar, antrean BBM mengular hingga lebih dari 1 kilometer pada malam hari.

Padahal, stasiun pengisian telah dibuka untuk melayani pelanggan dan beroperasi normal.

Picu kemacetan

Salah satu lokasi dengan antrean terparah terlihat di salah satu SPBU di Jalan Lintas Sumatera, Kecamatan Siantar Martoba, Pematangsiantar.

Di lokasi ini, antrean bahkan terlihat sampai memakan lebih dari satu lajur jalan, menyebabkan kemacetan lalu lintas yang cukup signifikan.

Baca juga: Mobil Pengangkut BBM Tertahan di Banjir Aceh Tamiang

Satu jalur jalan raya dipenuhi oleh antrean kendaraan roda dua, sedangkan satu jalur lainnya diisi oleh mobil dan bus-bus yang turut membutuhkan suplai BBM.

Kepala Polsek Siantar Martoba, AKP Martua Manik menyebut, kondisi antrean panjang ini telah terjadi sejak beberapa hari lalu, bertepatan dengan bencana banjir yang melanda kawasan Sumatera Utara.

“Sekitar empat hari, ya. Sejak terjadi banjir, setiap hari antrean terus," ucap Martua saat diwawancarai Kompas.com di lokasi.

Panjangnya antrean, kata Martua, terjadi sejak SPBU dibuka pada pagi hari hingga tengah malam.

Menurutnya, penyebab utama antrean panjang kendaraan adalah masalah pada distribusi pasokan BBM akibat banyaknya akses yang terputus karena bencana.

“Beberapa truk tangki mereka (Pertamina) yang ke Aceh atau ke luar kota tidak bisa kembali dengan cepat, karena terkendala di jalan terkait dengan banjir kemarin, sehingga terjadi kendala keterlambatan pendistribusian,” kata dia.

Hal itu pun menyebabkan habisnya stok BBM, terutama jenis Pertalite di sejumlah SPBU kawasan Pematangsiantar.

"Banyak, di semua, hampir seluruh kota Siantar ini, bahkan Medan juga, itu banyak yang tutup, habis, jadi antrenya di sini," ucapnya.

Baca juga: Stok BBM Menipis di Aceh, Ini Penjelasan Pertamina

Kondisi kelangkaan BBM ini jelas berdampak langsung pada berjalannya aktivitas harian masyarakat Sumatera Utara.

Situasi antrean pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) di Rest Area KM 46, Kota Medan, Sumatera Utara, Selasa (2/12/2025)Kompas.com/Ridho Danu Prasetyo Situasi antrean pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) di Rest Area KM 46, Kota Medan, Sumatera Utara, Selasa (2/12/2025)

Antre berjam-jam

Salah satunya Adi, seorang warga Beringin, Siantar yang mengaku sudah menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk mendapatkan bensin.

“Ada sekitar seminggu lah (kelangkaan BBM). Sudah ada sekitar 6 jam lah ini saya antre, Bang. Dari jam 3 sore sampai jam 9 malam,” ungkap Adi saat ditemui Kompas.com di lokasi.

Adi mengaku sengaja menyisihkan waktunya sejak sore hingga malam hari agar bisa mengisi BBM untuk mobil sekaligus motornya.

Baca juga: Selama Masa Tanggap Darurat, Pembelian Pertalite dan Solar di Aceh Tanpa Barcode

Sebab, antrean pada pagi hari menurutnya bahkan jauh lebih parah dibanding saat malam.

"Jadi awal tadi sore mengisi dulu buat mobil, lalu setelah dapat, langsung tukar isi motor. Biar gampang kalau mau kerja dan antar anak sekolah," ucapnya.

Harga BBM eceran meroket

Lebih lanjut, ia menyoroti dampak lain dari kelangkaan ini, yakni meroketnya harga BBM eceran di perkampungan.

“Kalau yang jual ketengan malah cari keuntungan orang itu, Rp 20.000 lah per liter dibikin,” katanya.

“Biasanya Rp 12.000 kan? Ini naik gara-gara langka minyak kayak gini, dibikinlah Rp 20.000. Ada yang menjual Pertamax Rp 30.000. Jadi, ajang-ajang mumpung lah jadinya dibikin pedagang-pedagang apa," tutur dia. 

Dampak yang lebih parah dirasakan oleh Rajimin (70), seorang pengemudi ojek online paruh baya yang harus ikut mengantre berjam-jam.

Sebagai pekerja yang mengandalkan bensin sehari-hari, waktu yang habis untuk mengantre BBM sangat merugikan penghasilannya.

“Tadi siang aku dari sini enggak bisa, habis. Inilah baru. Sudah kurang lebihlah satu jam (mengantre),” kata Rajimin.

Situasi antrean pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) di Pematangsiantar, Sumatera Utara, Selasa (2/12/2025)Kompas.com/Ridho Danu Prasetyo Situasi antrean pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) di Pematangsiantar, Sumatera Utara, Selasa (2/12/2025)

Ia mengakui bahwa antrean yang semakin panjang membuat dirinya tidak berani mengambil orderan jauh karena khawatir mogok di jalan.

Bahkan, ia terpaksa menolak orderan saat tengah mengantre BBM.

“Ya, hilanglah (orderan), kan orang itu kan yang main telepon lah, aku bilang, ‘Enggak ada minyak.’ Sabar lah. Kalau mau sabar, tolong, kalau enggak, ambil ojek yang lain,” ujarnya.

Baca juga: Stok BBM Kurang dari 2x24 Jam, RSUD dan Puskesmas di Bener Meriah Terancam Lumpuh

Sebagai warga yang terkena dampak langsung, Adi berharap agar krisis bencana maupun kelangkaan BBM ini segera berakhir.

Ia menyayangkan waktu berharga yang terbuang sia-sia di tengah antrean dan meminta adanya solusi nyata dari pihak berwenang.

“Ya, kayak mana biar apalah ke depannya, biar enggak sampai kayak gini kalilah ngantre," ucap dia. 

Harapan warga 

Ia juga berharap agar aparat turut menindak para pengecer yang memanfaatkan situasi sulit ini untuk meraup keuntungan berlipat-lipat.

Ia menegaskan bahwa BBM yang mereka beli adalah kebutuhan pokok yang dibayar, bukan sesuatu yang gratis.

“Padahal kita kan beli minyaknya, bukannya kita minta-minta gratis minyak ini, beli kami," tuturnya.

Sementara itu, Rajimin mengungkapkan harapan yang sangat sederhana.

Ia hanya menginginkan agar pasokan BBM kembali normal, sehingga ia bisa kembali bekerja tanpa rasa cemas.

“Ya, mudah-mudahanlah normal seperti biasa. Jangan seperti susah gini, semua masyarakat itu, kan? Ada lagi stoknya,” ucapnya.

Situasi antrean pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) di Pematangsiantar, Sumatera Utara, Selasa (2/12/2025)Kompas.com/Ridho Danu Prasetyo Situasi antrean pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) di Pematangsiantar, Sumatera Utara, Selasa (2/12/2025)

Ia berharap, pemerintah dan Pertamina dapat segera menyelesaikan masalah distribusi agar para pekerja harian seperti dirinya tidak terus menerus kehilangan pendapatan dan waktu.

"Kalau gini terus, takut kami jalan jauh-jauh, kan? Mogok di jalan? Jadi makanya inilah, enggak berani jauh bawa sewa," tuturnya.

Baca juga: Pusingnya Warga Medan, Sulit Cari BBM Pasca Banjir: Eceran Rp 25 Ribu Per Liter

Baginya, kelancaran pasokan BBM adalah kunci agar ia tidak perlu lagi menolak orderan dan tidak perlu khawatir motornya mogok di jalan saat mencari nafkah.

SPBU 24 jam

Region Manager Retail Sales Pertamina Sumbagut I, Gusti Bagus Suteja sebelumnya menyampaikan, antrean pengisian BBM di SPBU terjadi karena adanya keterlambatan pendistribusian BBM akibat banjir di Sumatera

Namun, situasinya kini sudah terkendali dan stok BBM di Sumut dipastikan aman.

“Stok BBM dan LPG sangat cukup, posisi stok kita cukup, sangat aman, kita ketahui dengan cuaca buruk kemarin ada sedikit gangguan dengan jalur distribusi kita, dan sekarang penyaluran ke SPBU sudah berjalan normal kembali, jadi konsumen tidak perlu khawatir,” ujar Gusti Bagus di Posko Tim Tanggap Darurat Bencana Sumut di Jalan AH Nasution, Medan, Minggu (30/11/2025).

Untuk memberikan pelayanan maksimal, Pertamina membuka SPBU selama 24 jam. Pada tahap awal, prioritas pelayanan difokuskan di Kota Medan, sehingga diharapkan antrean pembelian BBM yang sempat terjadi dapat berangsur normal.

Ulurkan tanganmu membantu korban banjir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Di situasi seperti ini, sekecil apa pun bentuk dukungan dapat menjadi harapan baru bagi para korban. Salurkan donasi kamu sekarang dengan klik di sini



Terkini Lainnya
Tangkap Wanita Pemilik 1 Kg Sabu di Tebing Tinggi, Polisi: Pelaku Sempat Melarikan Diri
Tangkap Wanita Pemilik 1 Kg Sabu di Tebing Tinggi, Polisi: Pelaku Sempat Melarikan Diri
Medan
Dinas P3AKB Minta Foto Anak Diduga Bunuh Ibu Tak Disebar di Medsos
Dinas P3AKB Minta Foto Anak Diduga Bunuh Ibu Tak Disebar di Medsos
Medan
Soal Anggaran Pemulihan Bencana, Bobby Nasution: Akan Ada Perubahan di RAPBD 2026 Sumut
Soal Anggaran Pemulihan Bencana, Bobby Nasution: Akan Ada Perubahan di RAPBD 2026 Sumut
Medan
Kasus Dugaan Anak Bunuh Ibu di Medan: Polisi Gelar Pra-Rekonstruksi Selama 6 Jam
Kasus Dugaan Anak Bunuh Ibu di Medan: Polisi Gelar Pra-Rekonstruksi Selama 6 Jam
Medan
Dampingi Prabowo ke Lokasi Banjir Langkat, Bobby: Warga Keluhkan Air Bersih dan Tanggul Jebol
Dampingi Prabowo ke Lokasi Banjir Langkat, Bobby: Warga Keluhkan Air Bersih dan Tanggul Jebol
Medan
BPBD Update Banjir-Longsor di Sumut: 355 Meninggal, 84 Hilang, dan 30.266 Mengungsi
BPBD Update Banjir-Longsor di Sumut: 355 Meninggal, 84 Hilang, dan 30.266 Mengungsi
Medan
Mayjen Rio Berpesan untuk Gubsu Bobby Nasution: Izin Tambang Perlu Dievaluasi
Mayjen Rio Berpesan untuk Gubsu Bobby Nasution: Izin Tambang Perlu Dievaluasi
Medan
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
Medan
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Medan
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau