SIBOLGA, KOMPAS.com — Antrean warga mengular untuk mendapatkan bantuan beras di Kantor Bulog Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara pada Kamis (4/12/2025) siang.
Pantauan Kompas.com di lokasi sekitar pukul 11.00 WIB, warga memenuhi area depan kantor, menunggu mendapat jatah beras yang saat ini semakin langka.
Antrean itu mengular setidaknya hingga 200 meter sejak pintu masuk hingga area halaman dan meluber hingga ke sisi jalan raya.
Warga membuat empat baris antrean di bawah teriknya matahari yang menyengat.
Sejumlah ibu-ibu bahkan mengantre sambil menggendong anaknya.
Baca juga: KN SAR Ganesha ke Padang dan Sibolga, Fokus Daerah Bencana Belum Tersentuh
Sementara itu, sepanjang sisi Jalan Sibolga-Padangsidempuan terpantau macet akibat penuhnya jalanan oleh masyarakat yang menanti bantuan.
Sisi kanan dan kiri jalan penuh oleh kendaraan roda dua yang terparkir, bersamaan dengan sejumlah warga yang menjajakan minuman dengan membuka stan sederhana menggunakan meja kayu dan payung.
Pengendara motor yang melintas dari kedua arah pun terlihat saling serobot agar bisa mencapai lokasi penyaluran bantuan secepatnya.
Tak jarang, terjadi cekcok antara pengguna motor dan mobil akibat peristiwa saling serobot di jalanan tersebut.
Baca juga: Upaya Pemulihan Tapanuli Tengah dan Sibolga, Akses Jalan jadi Prioritas
Sejumlah petugas kepolisian dan TNI pun dikerahkan untuk berjaga dan mengatur lalu lintas yang kian semrawut.
Sementara warga yang sudah mendapat bantuan terlihat berjalan kaki menggendong sekarung beras yang terbuka di bagian atasnya.
Sekitar 500 meter dari kantor Bulog, antrean lainnya juga mengular di sebuah area toko yang dijadikan tempat penyaluran bantuan gas elpiji.
Warga terlihat duduk di emperan toko sambil memegang sebuah tabung gas hijau berukuran 3 kilogram yang sudah kosong.
Padahal, kios tempat penyaluran gas elpiji tersebut masih tertutup rapat dan belum melayani penukaran tabung kosong.
Daniel, salah satu pengusaha warung makan di kawasan Sibolga, mengaku sudah tiga hari tak ada pasokan ketersediaan gas elpiji di tempat tinggalnya.
Seluruh kegiatan memasak pun dialihkan dengan menggunakan kayu bakar.
Baca juga: Tanggul Jebol Buat Sebabkan Langkat Masih Banjir, Bupati: Segera Diperbaiki
"Sudah tiga hari kira-kira enggak ada gas di sini,” ucap Daniel saat ditemui Kompas.com di lokasi, Kamis.
Daniel mengaku mendapat informasi mengenai adanya bantuan pasokan gas elpiji sejak semalam.
Warga pun disebut sudah bersiap sejak malam hari untuk menukarkan tabung gas kosongnya.
"Dari semalam, terus pagi tadi jam 6, sudah bolak balik antre. Tapi, enggak ada itu stoknya, enggak datang datang," kata dia.
Daniel menyebut kebutuhan akan gas saat ini menjadi salah satu yang paling krusial.
Pasalnya, bantuan makanan siap saji terkadang tak cukup merata sehingga sebagian warga masih membutuhkan gas untuk memasak.
"Kan kalau nasi kotak itu enggak semuanya dapat. Kadang juga hari ini dapat, besok enggak. Jadi itu, gas juga kayaknya ya (yang dibutuhkan)," tuturnya.
Ulurkan tanganmu membantu korban banjir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Di situasi seperti ini, sekecil apa pun bentuk dukungan dapat menjadi harapan baru bagi para korban. Salurkan donasi kamu sekarang dengan klik di sini