Polda Sumut Gali Kuburan Korban Dugaan Penganiayaan di Kerangkeng Manusia Bupati Langkat

MEDAN, KOMPAS.com - Polda Sumatera Utara kembali melakukan penggalian kuburan alias ekshumasi yang diduga korban penganiayaan di kerangkeng di belakang rumah Bupati nonaktif Langkat, Terbit Rencana Perangin-angin. 

Informasi yang diperoleh, lokasi penggalian di Desa Lau Lugus, Kecamatan Salapian, Kabupaten Langkat. Korban berinisial DD.

Dikonfirmasi melalui telepon, Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi pada Kamis (14/4/2022) pagi membenarkannya. 

"Iya benar, ada (ekshumasi)," katanya singkat. 

Baca juga: 8 Tersangka Kasus Kerangkeng Manusia Tiba-tiba Nyanyikan “Indonesia Raya” dan Sebut Dirinya Korban Politik

Hadi mengatakan, korban seorang pria dewasa warga Langkat, meninggal diduga akibat penganiayaan di kerangkeng itu sekitar tahun 2018.

Dikatakannya, korban merupakan temuan hasil sinkronisasi antara Polda Sumut, Komnas HAM dan LPSK.

Hingga kini, ada 3 korban dugaan penganiayaan dalam kerangkeng yang kuburannya digali.

Pertama kali pada Sabtu (12/2/2022) di TPU Pondok VII, Kelurahan Sawit Sebrang, dan Tempat Pemakaman Keluarga Dusun Suka Jahe, Desa Purwobinangun, Kecamatan Sei Bingei, Langkat.

Kedua korbanitu berinisial Sarianto Ginting dan Abdul.

Dalam kasus ini, ada 3 korban meninggal dunia yang sudah dirilis Polda Sumut bersama Komnas HAM dan LPSK.

Dari 3 orang itu, hanya Sarianto Ginting dan Abdul yang makamnya digali. 

Baca juga: Soal Kerangkeng Manusia, Penasehat Hukum Sebut Bupati Nonaktif Langkat Tak Tahu

Terakhir, 1 orang berinisial DD ini adalah temuan korban hasil sinkronisasi Polda Sumut, Komnas HAM dan LPSK. 

Diberitakan sebelumnya, dalam kasus ini Polda Sumut sudah menetapkan 9 orang tersangka berinisial HS, JS, IS, TS, RG, SP, HG, DP dan TRP.

Dua inisial yang terakhir tak lain adalah anak dan bapak, yakni Bupati nonaktif Langkat. Para tersangka kecuali TRP, ditahan di Rutan Polda Sumut.