KOMPAS.com - Masyarakat Medan tentunya sudah akrab dengan keberadaan Jalan Ahmad Yani yang terletak di daerah yang dikenal dengan nama Kesawan.
Tidak sedikit juga masyarakat yang mengetahui bahwa ruas Jalan Ahmad Yani menyimpan banyak jejak sejarah perkembangan Kota Medan.
Baca juga: Jalan Terpanjang di Indonesia Ada di Sumut, Namanya Jalan Jamin Ginting
Hal ini lantaran Jalan Jenderal Ahmad Yani atau kerap disebut Jalan Ahmad Yani merupakan jalan tertua di Medan.
Jejak sejarah di jalan tertua di Medan ini dapat terlihat dari keberadaan berbagai bangunan bersejarah yang terletak di sana.
Sebut saja Rumah Tjong A Fie, Gedung Lonsum, dan Restoran Tip Top yang legendaris berada di sisi jalan ini.
Baca juga: Gedung London Sumatera, Bangunan Tua Pemilik Lift Pertama di Medan
Dilansir dari Kompas.com, pada awalnya nama jalan tertua di Medan ini bukanlah Jalan Ahmad Yani.
Betsy Edith Christie dan Wiwin Djuwita Sudjana Ramelan dalam tulisan yang berjudul Pemukiman Etnis China di Medan Pada Akhir Abad ke-19 Sampai Awal Abad ke-20 menyebut bahwa nama Jalan Kesawan berganti menjadi Jalan Ahmad Yani pada 1 Maret 1966.
Baca juga: Tjong A Fie Mansion, Medan: Harga Tiket, Jam Buka, dan Daya Tarik
Sebelumnya, Jalan Kesawan merupakan pemukiman masyarakat Cina yang sebagian besar semula bekerja di Pekan Labuhan namun kemudian berpindah ke kota dan mulai berdagang.
Kemudian pada tahun 1590-1837, di kawasan Jalan Kesawan terdapat banyak sawah serta rumah dan kedai yang berderet. Dibangun pula Masjid Bengkok yang sekarang berada di kawasan Jalan Masjid.
Selanjutnya antara tahun 1838-1887, jalan setapak di kawasan Jalan Kesawan mulai diperkeras dengan batu.
Begitupun dengan rumah kedai yang ada di sisi jalan tersebut juga dibangun lebih baik dengan menggunakan bahan papan.
Memang pada sekitar tahun 1880, Kesawan pada awalnya merupakan Kampung Melayu berubah menjadi pemukiman etnis Cina. Orang Cina yang datang dari Malaka dan langsung dari Negeri Cina tinggal di kawasan tersebut.
Sayangnya di tahun 1889, sempat terjadi kebakaran besar yang menghancurkan 67 rumah dan toko dari bahan kayu.
Setelah kebakaran, kawasan tersebut kemudian berbenah dengan mengguakan bangunan yang terbuat dari bata untuk menggantikan bangunan-bangunan yang telah terbakar dengan.
Pada 1913-1937 Kesawan semakin berkembang pesat dengan munculnya bangunan rumah tinggal dan toko, pemerintahan, perdagangan, dan pusat hiburan.