Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Ketua Ormas di Medan Dihajar Puluhan Orang dan Bantah Bacok Prajurit TNI

Kompas.com, 11 Agustus 2024, 14:45 WIB
Goklas Wisely ,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com- Doli Hamonangan Manurung (32) masih terbaring tak berdaya di ruang perawatan Rumah Sakit Bhayangkara pada Sabtu (10/8/2024).

Doli mengeluh kesakitan di bagian kepalanya. Areal kelopak atas dan bawah matanya masih membiru. Bola matanya memerah. Terdapat beberapa jahitan di pelipis mata kanannya.

Ibunya, Valentina Panggabean terlihat duduk di sebelah kirinya. Sudah beberapa hari ini, wanita berusia 59 tahun itu mengurus anak pertamanya.

Baca juga: Prajurit TNI Dianiaya Geng Motor dan Ormas di Medan hingga Matanya Buta

Mulai dari menyuap anaknya makan, memberi minum, sampai membopong Doli jika ingin ke kamar mandi. Valentina kerap kali memegang tangan anaknya sembari bercakap-cakap.

Jarum infus masih bersarang di tangan kiri Ketua Ikatan Pemuda Karya (IPK) Ranting Sekip ini. Dengan kondisi rahang yang masih sakit, Doli perlahan menceritakan masalahnya.

Masih jelas diingatnya, pada Minggu (4/8/2024), ia berada di Retro, tempat diskotek atau club malam yang berlokasi di Jalan Putri Hijau, bersama kawan-kawannya.

Sewaktu hendak membayar bill, anggotanya mengadu berantam dengan sekelompok orang. Mendengar itu, dia bergegas turun tangga menuju pelataran.

"Pas aku turun, ribut masih di situ (pelataran diskotek). Marhen (temannya) bilang gak terima dipukul pria baju merah serta teman-temannya," kata Doli saat diwawancarai Kompas.com.

"Tapi di pelataran itu, kami hanya jumpa teman pria baju merah. Dan di situ temannya (pria baju merah) ini ngaku pukul Marhen. Sempat berantam lah kami di situ," sambungnya.

Baca juga: Cerita Pilu Ibu di Medan Trauma Saksikan Anaknya Dipukuli Diduga Oknum TNI di Rumahnya

Setelah itu, ia pulang dengan mengendarai mobil bersama lima kawannya (tapi tidak bersama Marhen) menuju Jalan Sekip. Ketika melewati angkringan di Bundaran SIB, tiba-tiba temannya menunjuk pria baju merah yang diduga memukuli Marhen.

Mereka berhenti dan mendatangi pria berbaju merah tersebut. Percekcokan pun terjadi. Doli mengaku sempat mengayunkan tangan kanannya untuk menumbuk pria berbaju merah tersebut namun tidak kena.

Sebab, entah kenapa, tiba-tiba dia terjatuh lalu dihujani pukulan dari kelompok pria berbaju merah. Doli berusaha melarikan diri. Akan tetapi, seorang pria dengan cepat memukul kepalanya memakai kursi.

"Di situ lah, pelipis mata kananku ini berdarah dihantam kursi. Tumbang lah aku. Entah bagaimana, aku dimasukkan ke dalam mobil. Terus, tak lama, aku dibopong sampai di rumah," ungkap Doli.

Halaman:


Terkini Lainnya
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau