Dia pun menuturkan harapannya dapat berdamai dengan Pratu Sianturi. Meski begitu, dia ingin agar kepolisian dapat mengungkap fakta sebenarnya. Bahwa dirinya tidak terlibat dalam pembacokan Prada Defliadi.
"Kalau soal penganiayaan aku, diusut tuntas. Karena orang tuaku pasti shock therapy juga aku dipukuli di depannya," ujarnya.
Terkait penganiayaan yang dialami Doli, Valentina telah membuat laporan ke Detasemen Polisi Militer (Denpom) 1/5 Medan pada Kamis (8/8/2024). Hal itu ditandai dengan Surat Tanda Terima Laporan Pengaduan nomor: LP/24/VIII/2024.
Baca juga: Cerita Pilu Ibu di Medan Trauma Saksikan Anaknya Dipukuli Diduga Oknum TNI di Rumahnya
Sebelumnya diberitakan, Kepala Penerangan Kodam I/BB Kolonel Rico Siagian mengatakan, prajurit TNI mendatangi rumah Doli usai mendapati Prada Defliadi terluka parah. Pihaknya mengamankan Doli dari lantai 3.
"Saat dijemput yang bersangkutan (Doli) bersembunyi di lantai 3 rumahnya dan melakukan perlawanan saat mau diamankan. Mau ambil pistol air softgun," bebernya.
Di lain pihak, Kapolrestabes Medan Kombes Teddy John Sahala Marbun mengatakan, ada lima orang yang ditetapkan menjadi tersangka kasus penganiayaan Prada Defliadi, anggota Yonif 100/PS dan Pratu A Sianturi.
Baca juga: Cerita Pilu Ibu di Medan Trauma Saksikan Anaknya Dipukuli Diduga Oknum TNI di Rumahnya
Tersangka yang diamankan ada dua orang, yakni Ketua Ikatan Pemuda Karya (IPK) Ranting Sekip berinisial DHM (34) atau Doli dan anggotanya, RDS (45). Sementara tiga tersangka lainnya, TT, MJS, dan MIR masih diburu.
"Untuk motif masih didalami," kata Teddy saat diwawancarai di Polrestabes Medan pada Selasa (6/8/2024) malam.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang