Editor
MEDAN, KOMPAS.com - Juru bicara pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sumatera Utara nomor urut 2, Edy Rahmayadi-Hasan Basri, Sutrisno Pangaribuan, mengatakan, cagub Sumut nomor urut 1, Bobby Nasution, tak akan mampu membangun Medan jika bukan menantu Presiden Joko Widodo.
Baca juga: Bobby Nasution: Rp 6 Triliun Sudah Bisa Bangun Medan, Rp 50 Triliun Sumut Tak Kelihatan
Sutrisno mengatakan, selama menjabat Wali Kota Medan, Bobby banyak dibantu sokongan dana pemerintah pusat melalui anggaran pendapatan belanja negara (APBN).
Baca juga: Curhat Bobby Nasution: Sudah Bangun Medan, Masih Dibilang karena Jokowi
Sutrisno memberikan pernyataan tersebut untuk menanggapi kritik Bobby Nasution soal pembangunan tingkat provinsi yang dianggap tidak terlihat.
Diketahui bahwa Edy merupakan calon gubernur petahana.
Baca juga: Bobby Pamer Proyek Medan, Tim Edy Singgung APBN dan Lampu Pocong
"Sebelum masa jabatan Bobby, tidak ada wali kota yang mampu melakukan pembangunan semasif itu," ujar Sutrisno saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (26/9/2024).
"Karena apa? Karena bukan menantu presiden. Dzulmi Eldin, Abdillah, dan Akhyar (eks wali kota Medan), bukan menantu presiden. Wajar saja mereka tidak bisa melakukan pembangunan semasif yang ada sekarang," sambungnya.
Sutrisno menyebutkan salah satu proyek yang menggunakan APBN adalah pembangunan tanggul rob di Belawan, yang menelan anggaran Rp 100 miliar.
"Jadi tidak semuanya berasal dari APBD, sehingga tidak bisa dibandingkan. Jika ingin menyerang, sebaiknya lebih intelek, jangan seperti anak-anak. Publik Sumatera Utara bukan anak-anak," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, saat kampanye perdana pada Rabu (25/9/2024), Bobby menyampaikan kepada relawannya bahwa dengan anggaran APBD Kota Medan Rp 6 triliun per tahun, banyak pembangunan telah dilakukan selama 3,5 tahun masa jabatannya.
Namun, Pemprov Sumut dengan anggaran Rp 15 triliun per tahun, pembangunanya malah tak tampak.
"Jika kita kali lima tahun menjabat, anggaran Rp 15 triliun tidak terlihat hasilnya? Saya bilang, cukup kalikan Rp 10 triliun, kurangi Rp 5 triliun untuk gaji ASN. Berarti selama lima tahun sudah ada Rp 50 triliun. Apakah tidak ada pembangunan yang terlihat di Sumut?" tanya Bobby. (Penulis: Kontributor Medan Rahmat Utomo|Editor:Teuku Muhammad Valdy Arief)
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang