MEDAN, KOMPAS.com - Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, memberikan tanggapan mengenai fenomena air Danau Toba yang keruh berwarna kecoklatan dan viral di media sosial.
Ia mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengambil sampel air untuk memastikan penyebab dari fenomena tersebut.
"Air Danau Toba untuk hari ini, sampai dengan hari ini kita lagi nunggu penelitian, airnya sampel airnya sudah diambil," ujar Bobby saat ditanya oleh wartawan, usai meninjau Stadion Utama Sumut di Kabupaten Deli Serdang, Minggu (27/7/2025).
Baca juga: Viral Belerang Muncul di Tepi Danau Toba, Geolog: Bukan Barang Baru Itu...
Bobby menambahkan bahwa hingga saat ini, ia belum dapat memastikan penyebab utamanya, mengingat ada berbagai kemungkinan yang dapat terjadi.
"Apakah memang karena ada zat kimia yang tersebar di situ? Apapun kegiatan di atas Danau Toba, ini kita nunggu hasil lab-nya," jelasnya.
Selain itu, Bobby juga menyebutkan kemungkinan lain yang muncul dari diskusinya dengan para ahli.
Baca juga: Air Danau Toba Keruh Sudah 2 Minggu, Begini Tanggapan Kadis Pariwisata
"Dari diskusi dengan beberapa ahli, ada salah satu kemungkinan, tapi sambil menunggu hasil lab, kemungkinannya karena menurunnya muka air Danau Toba. Makanya kita sampaikan, kalau karena pengaruh alam atau cuaca, ini ga ada yang bisa disalahkan," ungkapnya.
Bobby saat ditanya wartawan, usai meninjau Stadion Utama Sumut di Kabupaten Deli Serdang, Minggu (27/7/2025).
Sebelumnya, video yang menunjukkan air Danau Toba keruh diunggah oleh akun Jelajah Sumut di Facebook, dengan narasi yang menunjukkan pengambilan video pada 16 Juli 2025.
Lokasi pengambilan video tersebut tepat membelakangi patung Yesus Kristus di Bukit Sibea-bea, Desa Harian Boho, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir.
Unggahan tersebut langsung menarik perhatian publik.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Samosir, Edison Pasaribu, juga memberikan penjelasan mengenai fenomena ini.
Baca juga: Penjelasan DLH Kabupaten Samosir soal Air Danau Toba Berubah Keruh
Menurutnya, salah satu penyebabnya adalah faktor alam.
"Itu faktor alam ya karena beberapa minggu terakhir ini angin sangat kencang dan menyebabkan ombak di perairan Danau Toba itu meningkat,” kata Edison dalam video yang diterima Kompas.com, Jumat (25/7/2025).
Dengan adanya pengambilan sampel dan penelitian yang sedang dilakukan, diharapkan penyebab dari fenomena ini dapat segera teridentifikasi.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang