Pernikahan itu pun dihelat dengan meriah dan kabarnya tersebar ke penjuru wilayah hingga ke telinga sang ibu.
Ibu Sampuraga yang tidak percaya anaknya bisa meminang putri raja bergegas datang ke Silancang.
Namun hal yang terjadi tak seindah yang diharapkan karena Sampuraga justru tidak mengakui keberadaan sang ibu.
Sampuraga terlalu malu dengan keluarga sang istri karena melihat ibunya yang renta hadir dengan kondisi memprihatinkan, miskin dan kurus.
Seketika Sampuraga mengusir sang ibu, sambil berkata kepada semua orang bahwa ibu kandungnya telah meninggal dunia.
Ibu Sampuraga pergi dengan rasa sedih dan sakit hati atas perlakuan anaknya, sembari berdoa kepada Tuhan.
Tiba-tiba turun hujan lebat yang membuat tempat tersebut terendam banjir dan semua orang di pesta tersebut meninggal dunia karena tenggelam.
Tempat Sampuraga tenggelam pun seketika berubah menjadi kolam air panas.
Sementara batu-batu di sekitar kolam air panas itu disebut memiliki bentuk seperti acara pernikahan Sampuraga yang ikut terkena kutukan.
Sumber:
https://berita.madina.go.id/sejarah-dan-budaya/
https://berita.madina.go.id/sejarah-dan-budaya-mandailing-natal/
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.