Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modus Minta THR oleh Ormas, Bobby Nasution: Itu Pungli, Jangan Diberi...

Kompas.com, 22 April 2022, 13:42 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Reni Susanti

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Menjelang Lebaran, praktik-praktik premanisme semakin banyak dan marak.

Wali Kota Medan Bobby Nasution yang jengah dan marah dengan perilaku oknum dan kelompok yang sangat meresahkan masyarakat ini, berulang kali meminta aparat penegak hukum memberi tindakan tegas supaya berefek jera.

Modus klasik yang selalu muncul di saat Idul Fitri adalah permintaan Tunjangan Hari Raya (THR) oleh oknum atau yang mengatasnamakan organisasi masyarakat (ormas).

Baca juga: Tak Dapat Bansos 2 Tahun, Tukang Botot dari Medan Rela Berdiri 3 Jam Demi Bertemu Bobby Nasution

Saat dimintai komentarnya usai berbuka puasa di kantor Dinas Perhubungan Kota Medan, Bobby mengingatkan para pelaku usaha agar memberikan sebagian rezekinya kepada yang membutuhkan dan berhak.

"Namanya usaha, berbagi rezeki perlu, tapi lebih perlu lagi melihat kepada siapa diberikan, siapa yang membutuhkan. Saya rasa, permintaan ormas-ormas berkedok THR bukan hanya menjelang Lebaran. Sebelum-sebelumnya juga selalu minta," kata Bobby, Kamis (21/4/2022).

Bobby mengatakan, Pemerintah Kota Medan, TNI-Polri dan kejaksaan, sama-sama ingin menghilangkan kebiasaan di masyarakat tentang pungutan-pungutan liar (pungli) yang tidak diperlukan dan tidak resmi seperti ini.

Baca juga: Dukung Bobby Nasution Benahi Kawasan Bersejarah, Ganjar: Ya, Medan Bagus...

Ia dan berbagai pihak lainnya ingin memberantas aksi-aksi premanisme yang meresahkan dan mengganggu program yang sedang dijalankan.

"Itu pungli, jangan diberi, harusnya dilaporkan ke kita atau polisi," kata Bobby.

Perbanyak kamera pengintai

Di lokasi berbeda, Pemkot Medan menerima kunjungan tim monitoring dan evaluasi (monev) Pokja Pencegahan Satgas Saber Pungli di kantor wali kota Medan.

Tim yang diketuai Nugroho diterima Asisten Administrasi Umum Renward Parapat.

Dalam rapat yang dihadiri perwakilan unsur FKPD Kota Medan dan OPD terkait, Renward mengatakan, pemberantasan segala macam bentuk korupsi, kolusi dan nepotisme merupakan amanat reformasi yang hingga kini terus diupayakan.

Salah satu tindakan yang ingin diberantas tuntas adalah pungli.

Baca juga: Gantian, Kali Ini Ganjar Temui Bobby Nasution di Medan, Ada Apa?

Para pelaku sangat beragam mulai dari individu, ormas, bahkan dari kalangan pemerintah. Laporan pungli terbanyak yang diterima masyarakat melalui SMS dan media sosial.

Menurut Renward, harus ada penguatan teknologi ICT untuk menampung lebih banyak laporan masyarakat untuk segera ditindaklanjuti.

"Kita juga harus memperbanyak kamera pengintai yang bisa memantau transaksi mencurigakan di kantor-kantor instansi," katanya.

Wali kota Medan, lanjut Renward, sudah beberapa kali melakukan sidak. Fakta menunjukkan, banyak pejabat yang menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan pribadi.

Agar kasus tidak terus terulang, hukuman penonaktifan bahkan pemberhentian langsung kerap dilakukan sebagai shock therapy yang ingin mencoba-coba atau melakukan perbuatan yang sama.

"Jangan ada lagi uang terima kasih dan lain sebagainya dalam memberikan pelayanan, kami ingin setiap ASN Pemkot Medan mampu bekerja dengan ikhlas dari hati, bukan karena ada pamrih demi mendapatkan keuntungan lebih dari pelayanan yang kita berikan," beber dia.

Nugroho mengungkapkan, hal terpenting dalam pemberantasan pungli yakni mengamati rekan-rekan di kabupaten dan kota agar komitmen memberantasnya dan memiliki pemahaman tentang saber pungli.

"Pemahaman saber pungli khususnya di kantor pelayanan publik harus di mulai dari depan, setelah itu baru kita lihat proses pelayanan yang diberikan bertele-tele atau tidak," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Soal Anggaran Pemulihan Bencana, Bobby Nasution: Akan Ada Perubahan di RAPBD 2026 Sumut
Soal Anggaran Pemulihan Bencana, Bobby Nasution: Akan Ada Perubahan di RAPBD 2026 Sumut
Medan
Kasus Dugaan Anak Bunuh Ibu di Medan: Polisi Gelar Pra-Rekonstruksi Selama 6 Jam
Kasus Dugaan Anak Bunuh Ibu di Medan: Polisi Gelar Pra-Rekonstruksi Selama 6 Jam
Medan
Dampingi Prabowo ke Lokasi Banjir Langkat, Bobby: Warga Keluhkan Air Bersih dan Tanggul Jebol
Dampingi Prabowo ke Lokasi Banjir Langkat, Bobby: Warga Keluhkan Air Bersih dan Tanggul Jebol
Medan
BPBD Update Banjir-Longsor di Sumut: 355 Meninggal, 84 Hilang, dan 30.266 Mengungsi
BPBD Update Banjir-Longsor di Sumut: 355 Meninggal, 84 Hilang, dan 30.266 Mengungsi
Medan
Mayjen Rio Berpesan untuk Gubsu Bobby Nasution: Izin Tambang Perlu Dievaluasi
Mayjen Rio Berpesan untuk Gubsu Bobby Nasution: Izin Tambang Perlu Dievaluasi
Medan
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
Medan
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Medan
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau