Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan karena Ancam Patahkan Leher Bobby, Pria Takengon Ditangkap karena Aniaya Petugas Parkir

Kompas.com, 26 April 2022, 11:51 WIB
Rachmawati

Editor

Takut saldonya terkuras

Di hadapan Kapolda Sumut Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak, RP mengaku bukannya tak mau membayar parkir, melainkan ia takut kartu saldo e-toll-nya itu bisa terkuras habis karena e-parking.

Sehingga, dia berinisiatif untuk membayar dengan uang cash.

"Sebelumnya saya minta maaf, khususnya untuk tukang parkirnya karena saya sudah berkata-kata kasar. Tetapi Pak, kejadian sebelumnya, saya bukan tidak mau bayar parkir. Saya mau bayar parkir, tapi dengan uang cash. Karena saya takut, waktu itu tangan dia masuk ke dasbor mobil saya langsung. Dia tidak sopan. Tidak assalamualaikum, tidak ada sapa langsung minta kartu e-toll," katanya saat konferensi pers di Mapolrestabes Medan pada Senin (25/4/2022).

"Tukang parkir ini bilang, bisa bayar cash, tapi Rp 5.000. Ya sudah saya setujui daripada pakai e-toll. Terus beberapa menit lagi, dia minta lagi kartu e-toll. Jadi saya bukan enggak mau bayar. E-toll saya isi enggak banyak, Rp 60.000. Saya takut (terkuras saldonya), Pak," tambah dia.

Baca juga: Pria yang Ancam Patahkan Leher Wali Kota Medan Bobby Nasution Dilaporkan ke Polisi

Menanggapi pernyataan RP, Kapolda Sumut mengatakan, e-parking di Kota Medan adalah kebijakan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah. Namun, belum selesai Panca berbicara, RP menyela dan mengatakan bahwa ia emosi karena juru parkir meminta e-toll setelah diberi uang Rp 5.000.

"Belum sempat parkir. Baru berhenti, dia langsung datang, (terus masuk tangannya) iya. Saya bilang saya enggak mau bayar pakai e-toll," katanya.

Saat ditanya alasan ia menjepit tangan juru parkir yang berada di pintu mobil, RP mengatakan bahwa saat itu si juru parkir menarik lengannya. RP juga mengaku saat itu dia ketakutan karena pendatang di Kota Medan. 

Baca juga: Bentak Petugas E-Parking Pemkot Medan, Anggota Polisi: Institusi Mau Kau Lawan?

Saat ditanya alasan tak lapor polisi jika merasa terancam, RP mengaku tidak menyangka hal tersebut akan menjadi masalah.

"Dia narik saya, (saya) di dalam mobil. Mobilnya jalan, dia narik, jadi dia jatuh. Saya salah, Pak," katanya.

Terkait ancamannya akan mematahkan leher "Pak Bobby", RP mengaku bahwa dirinya sebelumnya tidak tahu siapa yang dimaksud dengan Pak Bobby. Ia menyangka Pak Bobby yang dimaksud juru parkir tersebut adalah preman.

"Saya sebelumnya tak tahu 'Pak Bobby'. Jadi dalam benak saya, mungkin bosnya tukang parkir, preman, Pak. Saya takut dipanggil bosnya, dikeroyok. Saya ngancam dia sebenarnya takut, Pak. Karena saya kan pendatang, Pak. Saya minta maaf sebesar-besarnya kepada Pak Bobby, saya bukan bermaksud menghina Wali Kota (Medan) karena saya tak tahu yang mananya Wali Kota," katanya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dewantoro, Taufieq Renaldi Arfiansyah | Editor : Khairina, Rizal Setyo Nugroho), Tribunnews.com

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Tangkap Wanita Pemilik 1 Kg Sabu di Tebing Tinggi, Polisi: Pelaku Sempat Melarikan Diri
Tangkap Wanita Pemilik 1 Kg Sabu di Tebing Tinggi, Polisi: Pelaku Sempat Melarikan Diri
Medan
Dinas P3AKB Minta Foto Anak Diduga Bunuh Ibu Tak Disebar di Medsos
Dinas P3AKB Minta Foto Anak Diduga Bunuh Ibu Tak Disebar di Medsos
Medan
Soal Anggaran Pemulihan Bencana, Bobby Nasution: Akan Ada Perubahan di RAPBD 2026 Sumut
Soal Anggaran Pemulihan Bencana, Bobby Nasution: Akan Ada Perubahan di RAPBD 2026 Sumut
Medan
Kasus Dugaan Anak Bunuh Ibu di Medan: Polisi Gelar Pra-Rekonstruksi Selama 6 Jam
Kasus Dugaan Anak Bunuh Ibu di Medan: Polisi Gelar Pra-Rekonstruksi Selama 6 Jam
Medan
Dampingi Prabowo ke Lokasi Banjir Langkat, Bobby: Warga Keluhkan Air Bersih dan Tanggul Jebol
Dampingi Prabowo ke Lokasi Banjir Langkat, Bobby: Warga Keluhkan Air Bersih dan Tanggul Jebol
Medan
BPBD Update Banjir-Longsor di Sumut: 355 Meninggal, 84 Hilang, dan 30.266 Mengungsi
BPBD Update Banjir-Longsor di Sumut: 355 Meninggal, 84 Hilang, dan 30.266 Mengungsi
Medan
Mayjen Rio Berpesan untuk Gubsu Bobby Nasution: Izin Tambang Perlu Dievaluasi
Mayjen Rio Berpesan untuk Gubsu Bobby Nasution: Izin Tambang Perlu Dievaluasi
Medan
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
Medan
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Medan
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau