Perubahan pola lantai yang dilakukan dalam Tari Tortor menyesuaikan dengan ketukan irama dan tempo yang dimainkan.
Properti utama dalam Tari Tortor adalah busana yaitu mengenakan kain ulos yang merupakan tenunan khas Batak.
Sementara properti patung digunakan sesuai maksud dari tujuan pertunjukan Tari Tortor.
Jika Tari Tor To ditampilkan dalam ritual keagamaan maka patung bau menjadi properti wajib.
Penggunaan properti berupa patung yang dibuat dari batu merupakan ciri khas utama dari pertunjukan tari Tortor pada masa silam.
Keunikan dari patung batu pada Tari Tortor adalah dapat bergerak dan menari seiring bunyi tetabuhan musik setelah dimasuki oleh roh nenek moyang.
Sedangkan jika Tortor dimaknai sebagai sarana hiburan, maka penari bisa melakukannya tanpa menggunakan properti apapun.
Pertunjukannya Tari Tortor tidak menggunakan iringan tabuhan alat musik tradisional Sumatera Utara yang disebut Magondangi.
Magondangi terdiri dari beberapa jenis alat musik, yaitu gondang, tagading, terompet khas Batak, seruling, sarune kalee, hesek, odap, gordang, ogung, doal, oloan, dan panggora.
Keunikan Tari Tortor terletak pada penggunaan gondang yang jumlah ada sembilan, sehingga juga dikenal sebagai gondang sembilan.
Meski sama- sama memiliki makna sebagai sarana penyampaian batin baik kepada roh-roh leluhur maupun kepada orang yang dihormati, Tari Tortor dibedakan berdasarkan peruntukannya.
Jenis Tari Tortor dibagi ke dalam 3 peruntukan, yaitu Tortor Pangurason (dilaksanakan pada acara pesta besar), Tortor Sipitu Cawan (dilaksanakan pada saat acara pengangkatan raja), dan Tortor tunggal panaluan (ritual yang digelar ketika suatu desa sedang dilanda musiba oleh para dukun sebagai upaya untuk mendapatkan petunjuk).
Sumber:
warisanbudaya.kemdikbud.go.id/
jadesta.kemenparekraf.go.id
www.tribunnewswiki.com
medan.kompas.com