KOMPAS.com - Juliadi alias Ego, warga Desa Gempolan, Kecamatan Sei Bamban, Kabupaten Sergai, Sumatera Utara, nyaris dibunuh sindikat narkoba karena dituduh sebagai kaki tangan alias "cepu" polisi.
Juliadi pura-pura mati agar selamat dari percobaan pembunuhan yang dilakukan sindikat narkoba yang dipimpin Iwan alias Penger.
Baca juga: Berdamai, Ketua RT di Lampung Minta Maaf dan Peluk Jemaat GKKD
Juliadi mengatakan, kasus percobaan pembunuhan ini berawal dari penangkapan Yetno yang merupakan anggota Iwan.
Setelah Yetno ditangkap, anggota sindikat narkoba lainnya bernama Dedek yang kenal dengan Juliadi, menjemput korban di rumahnya. Dedek minta ditemani membeli sabu.
Ternyata, Dedek membawa Juliadi ke rumah Iwan di Desa Pon, Kecamatan Sei Bamban, Kabupaten Sergai, Jumat (24/2/2023) sore.
Di sana, sudah ada puluhan orang yang menunggu.
"Begitu sampai di lokasi, aku langsung dipukuli dan jatuh, tangan diikat, kaki diikat, baru aku dipukul lagi sama puluhan orang yang ada di sana, diseret-seret dan dipijak-pijak," ujar Juliadi.
Beruntung, saat itu sejumlah warga melihat dirinya dianiaya.
Para pelaku kemudian menghentikan aksinya, lalu membawa Juliadi ke sebuah tambak udang yang ada di Desa Naga Lawan di Kecamatan Perbaungan.
"Saat itu ada ibu-ibu, kalau tidak mungkin saya sudah mati di situ. Kemudian jam 20.00, aku dibawa oleh tiga orang pelaku menggunakan mobil ke tambak udang," ujar Ego.
Di lokasi tersebut, sejumlah orang kembali menganiaya Juliadi menggunakan kayu dan benda tajam.
Berjam-jam dianiaya, fisik Juliadi mulai lemas. Para pelaku yang berjumlah tiga orang kemudian memborgol jempol dan lengan tangannya.
Kaki Juliadi juga diikat para pelaku, sementara mata dan mulutnya ditutup menggunakan lakban.
Para pelaku kemudian memasukkannya ke dalam mobil Avanza.
Berselang beberapa jam, para pelaku kemudian membawanya ke Kabupaten Langkat, Sumut.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.