Selanjutnya minyak itu dijual ke eksportir asal Indonesia yang kemudian mengekspornya ke eropa, untuk dijadikan bahan biodisel.
"Yang saya tahu diekspor ke Belanda dan Finlandia, kita hanya menampung dari masyarakat lalu kita jual ke perusahaan eksportir Indonesia. Jadi perusahaan ini yang mengekspor, karena izinnya besar untuk ekspor, jadi kita kayak supplier aja," tandasnya.
Kini dari bisnis yang digelutinya, Abdul Latif telah memiliki 20 karyawan yang dipekerjakan.
"Alhamdulilah kita bisa menciptakan lapangan kerja, jadi kita buat kita jadi driver, tukang sortir sampah gitu sama, karyawan lah beberapa," ungkapnya
Baca juga: Lokasi Kuliner di Medan Berdebu, Bobby Nasution Minta Maaf ke Iriana
Abdul Latif mengatakan awal mula mendirikan Kepul.id dilatarbelakangi keprihatinannya terhadap Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kota Medan.
Di tempat itu, seharinya bisa memproduksi 2000 ton sampah. Menurutnya, bila masyarakat lebih selektif, sampah di TPA bisa dikurangi dengan cara daur ulang.
Selanjutnya Abdul Latif yang berlatar belakang mahasiswa Ilmu Komputer USU 2013, mendirikan aplikasi Kepul.id pada 2018.
Tujuannya, selain memiliki nilai ekonomis sampah yang dikirim TPA dapat berkurang.
"Sebenarnya seiring berjalannya waktu saya kan menggeluti bidang aplikasi dan teknologi. Saya kemudian kepikiran soal permasalahan sampah," katanya.
Kata Abdul Latif, dalam mengembangkan Kepul.id, tidak semudah membalikkan telapak tangan, beruntung inovasi Kepul.di yang dibuatnya berhasil meraih prestasi 1st Runner-up di ajang YtechLocal Technopreneur Silicon Valley Mindset oleh Kedutaan Amerika Serikat dan Teknopreneur Indonesia 2018.
Dari situ banyak pengusaha maupun kerabat yang mensupport usahanya.
Baca juga: Jangan Buru-buru Dibuang, Warga Semarang Bisa Tukar Minyak Jelantah dengan Emas di Sini
Meskipun begitu saat masa merintis, Abdul Latif juga sempat kesulitan untuk menjemput sampah yang hendak dijual masyarakat.
"Kendalanya itu untuk transportasi kan kita menjemput langsung, kadang kita nyewa pikap, ada nyewa becak gitu. Kalau sekarang, syukur sudah beli kendaraan sendiri," ungkapnya.
Meski begitu Abdul Latih tidak terlena, dia selalu meng-upgrade diri dalam meningkatkan kapasitasnya. Menurutnya ini wajib dilakukan demi meningkatkan inovasi Kepul.id ke depannya.
"Ya harus semangat, harus bekerja keras, harus continue gitu jalaninya. Sering sering gabung komunitas, sering sering ikut kompetisi, sering-sering Keluar Kota Medan, ikuti beberapa pelatihan. Kalau ada masalah harus cari solusi, harus cari teman ngobrol yang solutif," katanya.
"Tipsnya kalau mau buka usaha planning nya harus kuat, pas di eksekusi serius, kejar apa yang kita inginkan sebenarnya," ujarnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.