Nico kemudian mengambil senjata tersebut dan menodongkannya ke arah Ken. Selanjutnya Aditya dipanggil keluar oleh kakaknya.
"(Aditya) keluar melihat saya dengan geram katanya 'Main kita sini, saya bilang' bukan di sini tempatnya. (Aditya) melompat ke saya memukul daerah kepala saya pakai tangan, saya terjatuh bersandar mobil, di situ saya dipukul lagi," ujarnya.
Kata Ken, saat temannya Rio dan Fajar hendak melerai, Achiruddin menghalangi menggunakan tangan.
"Di situ Aditya memukuli saya, (sementara) dia (terdakwa) memberikan arahan jangan emosi dek nanti capek kau' arahan terdakwa' dibilangnya Aditya menguasai Judo," katanya.
Akibat pukulan yang dihadapi bertubi-tubi, Ken mengalami sejumlah luka di bagian pelipis, mata kanan dan kiri. Luka di kepala bagian belakang dan juga bagian bibir.
"Sampai saat ini saya masih trauma dengan tindakan terdakwa," ujar Ken.
Dalam persidangan, pengacara Achiruddin Joko Pranata Situmeang mengatakan, Ken Admiral tidak konsisten dalam memberikan keterangannya. Dalam BAP, Ken Admiral mengatakan bahwa Achiruddin meminta teman Aditya yang bernama Raja untuk mengambil senjata.
"Tetapi dalam persidangan, dengan gampang juga saudara saksi mengatakan Niko yang memegang senjata," ujar Joko usai sidang.
Joko mengatakan dalam kasus ini harus dikedepankan asas praduga tidak bersalah.
"Jangan langsung menjustifikasi Achiruddin Hasibuan bersalah, melanggar Pasal 351, 55 dan 56. Dia tidak melakukan apa apa, tidak ada membantu menganiaya, tapi karena kejadian itu di rumah dia, maka dia jadi tersangka," katanya.
"Di sini yang ingin saya tanyakan, kepada media dan masyarakat, jadi sebaiknya Achiruddin, pergi dari rumah itu, biar dia tidak tersangka?," tambahnya.
Joko juga mempertanyakan mengapa begitu berani Aditya, datang ke rumah Achiruddin, padahal mereka mengaku takut kepada polisi.
"Mereka mengatakan takut, kenapa mereka datang ke rumah orang dini hari jam 02.30, mereka sudah tahu Achiruddin polisi," ujarnya.
Dalam kesempatannya, Joko juga mengatakan Achiruddin tidak berniat menghalangi Rio melerai Aditya yang memukuli Ken Admiral.
"Perintangan tidak ada terjadi, (penghalangan) menggunakan tangan itu, untuk tidak memperkeruh persoalan," tandas Joko.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang