”Pemkot Medan seharusnya mencari cara untuk mengurangi angkutan pribadi di inti kota, bukan malah membangun gedung parkir kendaraan pribadi,” kata Burhan.
Minimnya dukungan kebijakan pemerintah daerah membuat keterisian Trans Metro Deli dan Mebidang sangat rendah. Bus hanya terisi saat jam berangkat dan pulang kerja. Selebihnya, bus lebih sering kosong.
Burhan juga mengkritisi pembangunan dua jalan terowongan (underpass) yang akan dibangun Pemkot Medan di Jalan HM Yamin dan Jalan Juanda serta jalan layang (overpass) di Jalan Stasiun Kereta Api.
Pembangunan jalan layang dan jalan terowongan di inti kota dinilai hanya akan memindahkan titik kemacetan.
Pemkot Medan harusnya lebih berfokus pada sosialisasi dan edukasi masif penggunaan angkutan massal kepada masyarakat.
Kebijakan ini bisa dimulai dari pejabat pemerintahan. Hal ini mulai dilakukan meskipun masih sangat minim. Di Dinas Perhubungan Sumut ada program Jumat tanpa kendaraan pribadi.
Medan juga perlu belajar pada kota-kota besar lainnya seperti Jakarta dan Surabaya yang sudah punya budaya transportasi massal yang lebih baik.
Hassanudin mengatakan, proyek BRT Mebidang senilai Rp 1,9 triliun dibiayai oleh Bank Dunia dan Badan Pembangunan Perancis (AFD).
”Saya harapkan seluruh pemangku kepentingan bisa bersinergi dan berkolaborasi agar BRT Mebidang memberi manfaat besar bagi masyarakat Sumut,” katanya.
Amirulloh menyebut, Kementerian Perhubungan meminta agar anggaran pembangunan fisik yang telah tersedia dapat direspons dengan komitmen anggaran oleh pemerintah daerah di kawasan aglomerasi Mebidang.
Kebijakan di kawasan juga diminta agar berpihak pada transportasi publik.
”Pemerintah daerah akan menerima aset, mengoperasikan, dan mengembangkan layanan. Kami harap semua berperan mewujudkan angkutan umum massal yang berkualitas untuk Mebidang,” katanya.
Bobby menyebut, Pemkot Medan mendukung pembangunan angkutan umum massal di Mebidang.
”Kami berkomitmen untuk percepatan pembangunan fisik BRT Mebidang. Harapan kami, budaya berkendara masyarakat berpindah dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum massal,” kata Bobby.
Bobby menyebut, pembangunan jalan terowongan dan jalan layang justru untuk mendukung transportasi umum. Di bagian bawah jalan nantinya akan dibuat jalur pedestrian yang terintegrasi dengan rencana pembangunan BRT.
Artikel ini telah tayang di Kompas.id dengan judul Pemerintah Pusat Bangun BRT Rp 1,9 Triliun di Medan, Pemda Diminta Dukung Angkutan Massal
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.