Editor
KOMPAS.com - Rumah mewah yang berada di Kecamatan Medan Johor, Kota Medan, Sumatera Utara dibobol maling dan pelaku membawa kabur uang Rp 600 juta serta sejumlah mata uang asing.
Kini tujuh pelaku berhasil ditangkap oleh polisi. Otak dari pencurian tersebut adalah Faisal Lubis (53) dan istrinya, Evi Pangaribuan (34).
Sementara eksekutornya adalah Afandi Amanda (37). Lalu ada Anto Susanto (39) dan Arimbi (40) serta Ahmad Tohir.
Mereka adalah penadah maupun orang yang turut menerima hasil kejahatan.
Baca juga: Kapolda Sumut Sebut 5 Kadaver di Unpri Medan Diperoleh secara Legal
Kasus tersebut berawal saat otak pencurian, Faisal Lubis mendengar cerita dari adik korban, LP jika ia dan sang kakak (korban) bersama keluarga hendak berlibur ke Danau Toba pada Sabtu (2/12/2023).
"Jadi otak pelaku dua orang itu si FL dan AA, berawal dengar cerita atau informasi kalau rumahnya itu bakal ditinggal pergi liburan ke Danau Toba," kata Kapolsek Delitua Kompol Dedy Dharma, Rabu (13/12/2023).
Mendengar cerita itu, muncul niat jahat Faisal.
Ia kemudian memberitahu eksekutor yakni Afandi Amanda. Lalu mereka pun mengatur rencana untuk membobol rumah korban.
Baca juga: Sederet Fakta Penemuan 5 Mayat di Kampus Unpri Medan, Penggeledahan Polisi dan Disebut Kadaver
Kesepakatan mereka ada Faisal Lubis mendapatkan 40 persen, sementara Afandi Amanda mendapat bagian 60 persen dari hasil kejahatan.
Pada Sabtu (2/12/2023) sekitar pukul 10.00 WIB, tersangka Afandi datang ke rumah korban dengan membawa becak motor.
Sementara Faisal Lubis berboncengan dengan ADK (saksi) menggunakan motor milik Afandi.
Lalu Afandi masuk ke dalam rumah dengan cara memanjat tembok pagar depan dan merusak garasi mobil menggunakan linggis.
Afandi kemudian memanjat ke lantai dua dan mencongkel kamar. Ia kemudian mengambil celengan hingga parfum.
Baca juga: Soal Penemuan 5 Mayat di Kampus Unpri Medan, Apa Itu Kadaver?
Di salah satu kamar di lantai satu, ia menemukan uang tunai sebesar Rp 600 juta di dalam tas.
Setelah berhasil mengambil celengan, parfum hingga uang tunai sebanyak Rp 600 juta pria berusia 37 tahun ini keluar melalui pintu belakang rumah dan berjalan kaki ke arah lampu merah untuk bertemu dengan ADK dan Faisal Lubis.
Lalu mereka pergi ke sebuah hotel di Jalan Garu III dan memperlihatkan hasil pencurian tersebut kepada tersangka lain.
Faisal Lubis diberi uang sebesar Rp 10 juta oleh tersangka Afandi Amanda supaya membeli 3 handphone untuk mereka bertiga.
Setelah itu mereka berpindah hotel untuk menghitung uang dan saat itu ada tersangka Evi Pangaribuan, istri Faisal Lubis.
Baca juga: 5 Kadaver di Unpri Medan Sudah Ada Sejak 2008
Ternyata dari uang tunai yang diambil, sebagian bermata uang dollar Singapura dan Ringgit Malaysia sehingga ditukar ke Rupiah.
Dari jumlah uang tersebut, sebagian dititipkan kepada tersangka Chalvin dan sebagian dibawa oleh tersangka Afandi Amanda.
Tak lama anak korban menyadari jika rumahnya telah dibongkar maling. Hal ini dilihat korban melalui rekaman kamera CCTV yang ada di rumah.
Korban kemudian melaporkan peristiwa ini ke Polsek Delitua.
Dari hasil pemeriksaan dan penyelidikan, polisi bergerak cepat menangkap para pelaku di kediamannya pada Jumat (8/12/2023) lalu.
Kemudian polisi menyita sejumlah barang bukti yakni uang tunai sebesar Rp 211 juta pecahan 100 Ringgit Malaysia, 1 mobil angkutan umum, 4 buah handphone berbagai merek, satu set tempat tidur, mesin cuci, kulkas dan beberapa barang perlengkapan rumah tangga.
Baca juga: Kondisi 5 Mayat di Kampus Unpri Medan Tertumpuk di Bak Semen, Polisi Sebut Tempatnya Tidak Layak
Kemudian ada 6 sepeda motor, satu kalung emas serta satu buah cincin emas putih. Barang-barang ini diduga dibeli para tersangka dari uang hasil pencurian.
Akibat perbuatannya, pelaku dikenakan pasal 363 KUHPidana dan Pasal 480 KUHPidana dengan ancaman 4 hingga 7 tahun penjara.
"Iya. Uangnya dibelikan barang-barang yang menjadi barang bukti tersebut,"ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Detik-detik Pembobolan Rumah Mewah Kota Medan, Uang dan Perhiasan Senilai Ratusan Juta Raib
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang