Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Harga Kemenyan Ditentukan oleh Tangan Tak Terlihat...

Kompas.com - 09/02/2024, 19:51 WIB
Dewantoro,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

 

Akademisi Universitas Sumatera Utara (USU), Hendri Sitorus PhD melakukan penelitian di Desa Simardangiang, Pangurdotan, Pantis, Kecamatan Pahae Julu, dan Dusun Hopong, Desa Dolok Sanggul, Kecamatan Simangumban, Tapanuli Utara.

Dia memetakan hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang sedang diakses masyarakat, tentang pola pemanfaatannya kemudian nilai ekonominya.

Dari penelitian itu dia menemukan kemenyan menjadi komoditas prioritas di Desa Simardangiang, Parngordotan, dan Pantis.

Perekonomian masyarakat bergantung di atas 50 persen ekonominya dari hasil kemenyan.

Baca juga: Dari Kemenyan, Inilah Hidup Kami...

 

Sementara di Dusun Hopong mulai meninggalkan kemenyan dengan mengkonversinya menjadi pisang.

Masyarakat memiliki akses terhadap tanah walaupun berstatus hutan. Hal tersebut belum terlalu terjamin karena belum ada perizinan.

Selama ini masyarakat menganggap bahwa itu wilayah adat mereka.

Menurutnya, wilayah kelola mereka sebetulnya ada potensi konflik kepentingan masyarakat dengan hutan lindung. Masyarakat dapat mengambil HHBK.

Untuk mendapatkan satu kilogram kemenyan, mereka harus membersihkan, mengguris, membuat lubang keluarnya getah kemenyan, memanjat sekitar 10 pohon per hari.

Hasilnya baru bisa dipanen enam bulan kemudian.

Getah kemenyan yang baru saja dipanen petani di Dusun Sibio-bio, Desa Simardangiang, Kecamatan Pahae Juli, Kabupaten Tapanuli Utara. Di desa ini, praktik parpatikan yang merupakan kearifan lokal masyarakat adat masih berlangsung. Kemenyan menjadi komoditas utama di desa ini sejak 400 tahun laliu. Ironisnya, justru petani tidak memiliki kendali atas harga kemenyan. Pemerintah punya peran besar dalam membantu petani kemenyan.KOMPAS.COM/DEWANTORO Getah kemenyan yang baru saja dipanen petani di Dusun Sibio-bio, Desa Simardangiang, Kecamatan Pahae Juli, Kabupaten Tapanuli Utara. Di desa ini, praktik parpatikan yang merupakan kearifan lokal masyarakat adat masih berlangsung. Kemenyan menjadi komoditas utama di desa ini sejak 400 tahun laliu. Ironisnya, justru petani tidak memiliki kendali atas harga kemenyan. Pemerintah punya peran besar dalam membantu petani kemenyan.
Tantangan petani adalah bahwa pada bulan-bulan tertentu produksinya tidak stabil. Untuk mendapatkan 1 kilogram mereka harus 10 kali manjat beberapa meter dan harus tinggal di hutan beberapa hari.

"Nah itu menjadi tantangan tersendiri. Kemudian tidak adanya harapan petani terhadap harga. Petani merasa bahwa itu belum menguntungkan tapi tidak ada pilihan juga," katanya.

Baca juga: Harum Kemenyan Kopi Etiopia...

Kemenyan, lanjut Hendri, ada tiga grade. Paling tinggi mata, kemudian tahir, dan paling rendah rasaran.

Harga tertinggi Rp 300.000 per kilogram dan paling rendah Rp 60.000 sampai Rp 80.000 per kilogram.

Dengan tingkat kesulitan memanen, semestinya harga jual kemenyan bisa lebih tinggi.

Transparansi harga merupakan faktor penting karena selama ini petani hanya bermain di level bahan baku mentah.

"Ada persoalan tidak transparannya harga kemenyan. Petani itu tidak tahu harga di nasional itu berapa. Mereka hanya tahu itu dari pengepul lokal," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Namanya Masuk Radar Gerindra di Pilkada Sumut, Bobby: Kemungkinannya Ada

Namanya Masuk Radar Gerindra di Pilkada Sumut, Bobby: Kemungkinannya Ada

Medan
Bobby Buka Suara soal Penunjukkan Pamannya sebagai Plh Sekda Medan

Bobby Buka Suara soal Penunjukkan Pamannya sebagai Plh Sekda Medan

Medan
Bobby Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Medan karena Kepepet

Bobby Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Medan karena Kepepet

Medan
Bobby Lantik Kadis Sumber Daya Air Jadi Pj Sekda Medan Gantikan Pamannya

Bobby Lantik Kadis Sumber Daya Air Jadi Pj Sekda Medan Gantikan Pamannya

Medan
Geng Motor di Medan Rampok Warga, Mengancam dengan Parang dan Katapel

Geng Motor di Medan Rampok Warga, Mengancam dengan Parang dan Katapel

Medan
2 Wanita yang Jual Tanah Pemkot Medan Ditangkap Usai Buron 2 Tahun

2 Wanita yang Jual Tanah Pemkot Medan Ditangkap Usai Buron 2 Tahun

Medan
Heboh soal Pencandu Narkoba Bakar Rumahnya Sendiri, Polisi: Pelaku Gangguan Jiwa

Heboh soal Pencandu Narkoba Bakar Rumahnya Sendiri, Polisi: Pelaku Gangguan Jiwa

Medan
Balita di Medan Tewas Dianiaya Ayah Tiri, Ibu Kandung dan Paman Ikut Buang Jenazah

Balita di Medan Tewas Dianiaya Ayah Tiri, Ibu Kandung dan Paman Ikut Buang Jenazah

Medan
Hina Suku Pakpak di Facebook, Pria di Dairi Ditangkap

Hina Suku Pakpak di Facebook, Pria di Dairi Ditangkap

Medan
Viral, Video Pria di Medan Bongkar Besi Jembatan yang Dilintasi Kendaraan

Viral, Video Pria di Medan Bongkar Besi Jembatan yang Dilintasi Kendaraan

Medan
Penumpang Bus di Samosir Tewas Tertimbun Longsor

Penumpang Bus di Samosir Tewas Tertimbun Longsor

Medan
Bukan Diterkam Harimau, Nenek yang Tewas di Madina Ternyata Dibunuh Kekasihnya

Bukan Diterkam Harimau, Nenek yang Tewas di Madina Ternyata Dibunuh Kekasihnya

Medan
Kisah Pilu Balita di Medan Dibunuh Ayah Tiri dan Ibu Kandung, Terungkap Setahun Setelah Kejadian

Kisah Pilu Balita di Medan Dibunuh Ayah Tiri dan Ibu Kandung, Terungkap Setahun Setelah Kejadian

Medan
Hillpark Sibolangit di Sumatera Utara: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Hillpark Sibolangit di Sumatera Utara: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Medan
Kronologi Ayah Tiri dan Ibu Kandung Bunuh Balita di Medan, Berawal dari Video Call Pria Lain

Kronologi Ayah Tiri dan Ibu Kandung Bunuh Balita di Medan, Berawal dari Video Call Pria Lain

Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com