Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bobby Minta Dinkes Turun Tangan Kasus Dugaan Malapraktik Operasi Balita Meninggal

Kompas.com - 02/07/2024, 05:03 WIB
Rahmat Utomo,
Reni Susanti

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Wali Kota Medan, Bobby Nasution, angkat bicara terkait balita berusia 2 tahun yang meninggal diduga jadi korban malapraktik.

Balita tersebut meninggal setelah disuntik obat bius, saat menjalani operasi bibir sumbing di Rumah Sakit Mitra Sejati, Kota Medan.

Terkait hal ini Bobby meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) Medan, mengecek apakah standar operasional prosedur (SOP) operasi dilakukan.

Baca juga: Parkir Berlangganan, Bobby akan Gaji 1.700 Jukir di Medan Rp 2,5 Juta per Bulan

"Nanti akan kita minta Dinas Kesehatan (mengecek) apakah benar sesuai prosedur dalam menjalankan operasi atau tidak," ujar Bobby saat ditanya wartawan di DPRD Kota Medan, Senin (1/7/2024).

Apabila terbukti melakukan kesalahan, pihaknya akan mengambil tindakan tegas terhadap RS tersebut.

"(Kalau benar) ya haruslah (ada tindakan tegas)," ujar Bobby.

Baca juga: Bobby Mulai Terapkan Stiker Parkir Langganan di Medan, Berapa Harganya?

Sebelumnya ibu korban Rika Lidiyawati (28) mengatakan, peristiwa yang menimpa anaknya Atarrazka bermula saat dia membawanya operasi bibir sumbing di RS Mitra Sejati pada Kamis (27/6/2204).

Sebelumnya, anaknya sudah pernah menjalani operasi bibir sumbing pada 2023 di sana. Rencananya, hari itu akan dijalankan operasi lanjutan untuk bagian langit-langit mulut. Setibanya di rumah sakit, anak Rika melakukan cek darah dan paru-paru.

"Bermalam lah kami waktu itu. Karena hasil rontgennya kemungkinan keluar pukul 02.00 WIB, jadi anak saya diinfus karena rencananya mulai puasa pukul 07.00 WIB dan dioperasi sekitar 13.00 WIB," ujar Rika di teras rumahnya, di Desa Mekar Sari, Deli Serdang, Minggu (30/6/2024).

Anak Rika baru masuk ke kamar operasi sekitar pukul 14.30 WIB. Setelah anaknya dibius, Rika diminta menunggu di luar ruangan. Setelah 1,5 jam berlalu, Rika dipanggil oleh tim medis.

"Saya diberitahu, tangan anak saya membiru dan akan dipindahkan ke ruangan ICU. Hanya beberapa menit di ruang ICU, anak saya sudah meninggal," ucap Rika.

Istri dari kuli bangunan ini menyebutkan, pihak medis menyebut, tangan anaknya membiru karena ada gejala jantung dan paru-paru. Kemudian anaknya disebut meninggal karena alergi pembiusan.

"Kata mereka anak saya (meninggal karena) alergi pembiusan," sebutnya.

Menduga ada hal janggal, dia langsung mempertanyakan rekam medis anaknya. Namun, tim medis tidak berkenan dengan alasan privasi dan belum bisa mengeluarkan surat tersebut.

Dengan rasa kesal bercampur pilu, Rika membawa jenazah anaknya pulang ke rumahnya. Anaknya dimakamkan pada Sabtu (29/6/2024). Kini, dia meminta pertanggungjawaban dari rumah sakit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com