Karena merasa sudah membayar, Masda meminta untuk sementara waktu sepeda motor Faisal diletakkan di rumahnya sampai Yayat dapat dihubungi lagi.
Besok harinya, Faisal menghubungi Masda dan menyampaikan ingin menebus sepeda motornya. Mereka sepakat berjumpa di Kelurahan Tanah 600, sekitar pukul 18.30 WIB.
Masda berangkat bersama kawannya dengan mengendarai mobil Brio putih dan membawa sepeda motor Nmax. Setibanya di lokasi, Faisal datang bersama 6 orang temannya.
Tak lama, keduanya cekcok saat berupaya menyelesaikan persoalan sepeda motor Nmax itu. Karena merasa takut, Masda menyerahkan motor Nmax itu tanpa pengembalian uang pembayaran.
"Nah, ketika Masda bersama temannya hendak pergi, tiba-tiba kawan Faisal meneriaki Masda dengan sebutan maling. Panik lah Masda ini lalu melaju ke arah Helvetia," ucap Janton.
"Masda ini makin panik ketika tahu ada warga yang mengejar. Terus berhenti lah dia di TKP. Maksudnya mau minta tolong ke warga yang ada di warung dekat lokasi," tambahnya.
Namun, warga yang mengejarnya tiba di lokasi dan merusak mobil Brio Masda. Setelah itu, personel kepolisian dari Polsek Medan Labuhan tiba di lokasi dan mengamankan Masda serta kawannya.
"Waktu mobilnya dirusak itu lah, Masda ini mengaku marinir (prajurit TNI AL). Padahal sepupunya yang marinir, bukan dia. Sewaktu di Polsek dipanggil juga lah Faisal ini dan terakhir kedua belah pihak berdamai," tutupnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang