Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok Guru Honorer yang Hukum Murid "Squat Jump" 100 Kali, Digaji Rp 500.000 Per Bulan, Ibu Tukang Cuci

Kompas.com, 1 Oktober 2024, 17:17 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Rindu Syahputra Sinaga (14), siswa SMP Negeri 1 STM Hilir, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, meninggal dunia diduga setelah dihukum guru agamanya melakukan squat jump 100 kali.

Hukuman tersebut dilakukan di dalam kelas pada Kamis (19/9/2024) oleh guru agama, Selly Winda Hutapea. Tak sendiri, Rindu dihukum bersama dengan lima rekannya karena tak mengerjakan tugas.

Belakangan diketahui bahwa Rindu sempat sakit tifus sebelum dihukum. Namun untuk mengetahui penyebab kematian Rindu, polisi melakukan otopsi.

Baca juga: 5 Fakta Siswa di Deli Serdang Meninggal Setelah Dihukum 100 Squat Jump oleh Guru, Sempat Sakit Tifus

Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Deli Serdang, Muriadi mengatakan Selly Winda Hutapea baru sembilan bulan mengajar. Ia mengajar pendidikan agama Kristen sejak Januari 2024 menggantikan guru lain yang pensiun.

Sementara itu Kepala Sekolah SMP Negeri 1 STM Hilir, Suratman mengatakan ia dan para guru terkejut saat mendapatkan kabar Rindu meninggal dunia.

Bahkan Selly tampak terguncang saat tahu muridnya meninggal dunia.

"Gurunya (Selly) gemetar dan tampak depresi. Ia tidak menyangka hal ini bisa terjadi. Kami pun sama sekali tidak menduganya," kata Suratman.

Ia mengatakan Selly memutuskan tak ikut rombongan guru ke rumah duka karena suasana masih panas.

"Saat hendak berkunjung ke rumah duka, SW menangis," tambah Suratman.

Baca juga: Ibu dari Guru Penghukum Siswa 100 Squat Jump: Anak Saya Bukan Pembunuh!

Suratman juga menyebutkan bahwa Guru Selly kini telah dinonaktifkan dari tugas mengajarnya, sehingga ia bisa fokus menyelesaikan kasus tersebut.

Guru honorer, digaji Rp 500.000 per bulan

Silalahi, ibu Selly Winda Hutapea membantah anaknya seorang pembunuhan. Sehari-hari Silalahi bekerja sebagai tukang cuci.

"Anakku terus bertahan. Katanya bahwa dia tidak melakukan, dia (anak saya) tidak membunuh!" kata Silalahi saat ditemui di kediamannya di Desa Negara Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Selasa (1/10/2024).

Silalahi menyebut Selly dijerumuskan sebagai dalang di balik meninggalnya Rindu.

Menurut dia, Selly adalah anak pertama dari lima keluarga. Silalahi menjadi tulang punggung keluarga selama 10 tahun setelah sang suami meninggalkannya dan lima anak-anaknya.

Baca juga: Sebelum Meninggal, Siswa SMP yang Dihukum Squat Jump Derita Tifus

Selly kemudian menjadi guru honorer walau gajinta tak besar untuk membantu keuangan keluarganya.

"Tolong jangan ganggu keluarga saya. Tak ada kasihan lihat kami. Jangan ganggu anak saya bikin kek gitu. Kalau tidak mau dididik anaknya, enggak usah sekolah kan," tutupnya.

Ia mengatakan hari ini, Selasa (1/101/2024), Selly tak rumah sejak pagi karena pergi bersama pihak sekolah.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Goklas Wisely | Editor: Farid Assifa, Reni Susanti, Teuku Muhammad Valdy Arief)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Mayjen Rio Berpesan untuk Gubsu Bobby Nasution: Izin Tambang Perlu Dievaluasi
Mayjen Rio Berpesan untuk Gubsu Bobby Nasution: Izin Tambang Perlu Dievaluasi
Medan
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
Medan
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Medan
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau