Menanggapi kritik tersebut, Hasan Basri, wakil dari Edy, menyebutkan bahwa persoalan sampah erat kaitannya dengan infrastruktur yang ada di pemerintah kabupaten/kota, termasuk di Kota Medan.
Menurutnya, banyak infrastruktur yang belum terlaksana, yang menyebabkan sampah tidak bisa dikelola dengan baik.
“Buktinya, pembangunan infrastruktur seperti Pasar Aksara dan drainase di Kota Medan tidak selesai. Ini yang menjadi salah satu penyebab sampah menumpuk,” ujar Hasan.
Baca juga: Menyoal Blok Medan, Edy Rahmayadi: KPK Periksa Harusnya
Edy Rahmayadi pun menegaskan Kota Medan berpredikat sebagai kota terkotor di Indonesia.
“Perlu saya sampaikan, Kota Medan adalah terkotor di seluruh Indonesia,” kata Edy.
Bobby membenarkan bahwa Medan memang pernah menjadi kota terjorok, tapi hal tersebut terjadi sebelum dirinya menjabat sebagai wali kota.
Dia menjelaskan saat menjabat, telah memperbaiki TPA dengan mengubah sistem open dumping menjadi sanitary landfill, yang akhirnya mendapatkan penghargaan dari kementerian.
“Medan memang pernah menjadi kota terkotor, tapi itu sebelum saya jadi wali kota. Saat saya menjabat, kami melakukan perbaikan TPA, dan itu mendapatkan penghargaan. Saya rasa Pak Edy harus melihat datanya dengan lebih seksama,” ujar Bobby.
Baca juga: Edy Tanya Blok Medan di Debat Pilkada, Bobby: Kami Tunggu Laporannya
Bobby juga menyindir jawaban Hasan yang mengaitkan masalah sampah dengan pembangunan infrastruktur yang belum tuntas di Kota Medan.
Ia lalu mengaitkan hal itu dengan proyek pembangunan jalan senilai Rp 2,7 triliun yang tidak tuntas pada masa kepemimpinan Edy.
“Pak Hasan, kita sama-sama belajar, tapi jawaban Anda soal sampah kok nggak nyambung. Kalau proyek Rp 2,7 triliun gagal, apakah itu juga yang menyebabkan sampah menumpuk?” tanya Bobby.
Hasan Basri pun membalas, menjelaskan pembangunan di Kota Medan memang belum selesai, namun tidak bisa dikaitkan langsung dengan masalah sampah.
Debat ini mengungkapkan ketegangan antara kedua pasangan calon mengenai pengelolaan sampah dan infrastruktur di Sumut, yang menjadi salah satu isu besar menjelang Pilkada Sumut.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang