Syakira pun tak ragu menyebut pihak sekolah sebagai pembohong.
"Sudah ada tiga kebohongan yang terjadi, yang diberikan kepada kami. Jadi, di sini kami sekarang meminta kejelasan yang sejelas-jelasnya dan meminta pertanggungjawaban dari pihak sekolah," kata Syakira saat diwawancarai wartawan.
Syakira mengatakan, sekolah sempat menyampaikan bahwa proses penginputan tinggal finalisasi di portal PDSS, tetapi ternyata hanya nilai semester 1 dan 2 yang masuk data PDSS.
"Pertama kali pihak sekolah bilang bahwasannya tinggal klik finalisasi. Kedua kali pihak sekolah bilang kelas akselerasi sudah semester 1-5 diinput nilainya. Sementara kami yang kelas reguler hanya diinput semester 1-2. Namun, baru kami ketahui lagi semalam bahwasannya kelas akselerasi ternyata baru nilai semester 1-3 dan kami yang kelas reguler belum ada sama sekali," ujarnya.
Dengan keterlambatan itu, para 332 siswa eligible di MAN 2 Medan tidak bisa mengikuti SNBP.
Tentu ini sangat menyakitkan bagi mereka.
Baca juga: 322 Siswa MAN 2 Medan Tak Bisa Ikut SNBP, Sekolah Akui Lalai Input Data
Menurut Syakira, dengan mengikuti jalur SNBP, otomatis bila lulus akan meringankan biaya uang kuliah tunggal (UKT) mereka.
"Kalau misalnya kami ikut SNBP, tentunya uang pangkal kami gratis dan uang UKT kami lebih murah. Sebab, di sini kita sama-sama ketahui bahwasannya tidak semua orang, tidak semua siswa-siswi di sini memiliki uang yang cukup," ujarnya.
Syakira selanjutnya meminta sekolah untuk memberikan kompensasi dari kegagalan mereka mengikuti SNBP.
"Tentunya kami ingin diberikan kompensasi, yaitu bentuk belajar SNBT (Seleksi Nasional Berbasis Tes) ataupun membayarkan uang daftar SNBT kami atau UKT kami. Apa pun itu yang bisa memuaskan kami, karena kami tidak jadi ikut SNBP," ujarnya.
Terkait unjuk rasa itu, pihak MAN 2 Medan enggan memberikan keterangan kepada wartawan.
Namun, sebelumnya, Wakil Kepala Sekolah MAN 2 Medan, Ahmad Badrin Siregar, sempat mengakui adanya keterlambatan penginputan data PDSS para siswa.
Namun, dia tidak merinci alasan keterlambatan tersebut.
"Kami sudah melakukan sesuai dengan ketentuan, tetapi memang ada beberapa hal keterlambatan. Namun, ini juga sudah kami laporkan (Kemendikti Saintek)," ujar Badrin kepada wartawan di kantornya, Kamis (6/2/2025).
Badrin mengatakan, kini pihaknya telah melobi Kemendikti Saintek di Jakarta agar penginputan data PDSS bisa dibuka.
"Kami tinggal menunggu hasil dari keputusan pusat, kami sudah lapor, pimpinan sedang di (pemerintah) pusat untuk mencari solusi. Kami tunggu hasilnya, saya maunya hasilnya bisa secepatnya," tuturnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang