Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragis, 7 PMI Sumut Meninggal di Kamboja Sepanjang 2025, Diduga TPPO

Kompas.com, 15 Oktober 2025, 06:21 WIB
Cristison Sondang Pane,
Reni Susanti

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Sumatera Utara menjadi sorotan publik setelah banyak yang menjadi korban penipuan online dan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Kamboja.

Menurut Sumarni Sinambela, pengantar ahli kerja dari Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Sumut, jumlah warga Sumatera Utara yang meninggal di Kamboja mencapai tujuh orang sejak Januari hingga Oktober 2025.

"Ada 7 orang sejak Januari hingga Oktober 2025," ungkap Sumarni saat dihubungi Kompas.com melalui telepon seluler, Selasa (14/10/2025).

Baca juga: Kisah Siti Purwaningsih, PMI yang Pergi Demi Anak-Anak, Pulang dalam Peti Jenazah

Tewas Misterius hingga Melompat dari Lantai 3

Di antara ketujuh korban tersebut, terdapat tiga kasus yang mencolok.

Pertama, Azwar, warga Kabupaten Asahan, dilaporkan meninggal dunia pada 10 Juni 2025.

Dia awalnya dijanjikan pekerjaan oleh agennya di Malaysia, namun justru dipekerjakan di Kamboja.

Meskipun bidang pekerjaannya tidak disebutkan, Azwar diminta membayar uang sebesar Rp 40 juta karena tidak memenuhi target kerja.

Tragisnya, Azwar diduga tewas setelah melompat dari lantai tiga.

Kedua, Nazwa Aliya (19), warga Jalan Bejo, Gang Sejahtera, Dusun XVI, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, meninggal setelah menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di Kamboja.

Baca juga: Kisah Pedih Ema Lia: Anak Korban TPPO, Bertahan Hidup dari Bungkus Kue di Sukabumi

Sebelum berangkat, Nazwa berpamitan kepada ibunya untuk mengikuti wawancara pekerjaan di salah satu bank pada 28 Mei 2025.

Namun, dia tidak kunjung kembali dan mengabarkan kepada ibunya, Lanniari, bahwa dirinya berada di Thailand untuk bekerja.

Pada 12 Agustus 2025, Lanniari menerima kabar duka bahwa Nazwa telah meninggal dunia di Kamboja.

Ketiga, Argo Prasetyo (25) dari Karang Rejo, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, meninggal dunia secara misterius di Kamboja pada Sabtu (4/10/2025).

Informasi terakhir yang diterima keluarga menyebutkan bahwa Argo diduga menjadi korban sindikat love scam atau penipuan berkedok cinta.

BP3MI: Berangkatlah dengan Resmi

Mianhot Pandiangan, staf pelindungan BP3MI Sumut menegaskan, Kamboja bukanlah negara tujuan penempatan tenaga kerja.

"Jadi kita ingatkan, jika ada keluarga di sana tolong informasikan. Saran kami, bila ingin kerja ke luar negeri, berangkatlah dengan resmi," ujarnya saat menerima laporan dari keluarga korban Argo Prasetyo.

Sebelumnya, data dari Direktorat Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri mencatat terdapat 7.027 kasus penipuan online antara tahun 2021 hingga Februari 2025.

Sementara itu, terindikasi TPPO terdapat 1.508 kasus dengan 92 korban meninggal dalam waktu tiga bulan terakhir.

Dua provinsi dengan angka TPPO tertinggi adalah Sumatera Utara dan Jawa Barat, dengan Sumatera Utara mencapai sekitar 23 persen dan Jawa Barat sekitar 19 persen.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Medan
Kronologi Ibu Dibunuh Anak Sendiri di Medan, Polisi Dalami Penyebab
Kronologi Ibu Dibunuh Anak Sendiri di Medan, Polisi Dalami Penyebab
Medan
Banjir dan Longsor di Tapanuli Tengah, 3 Puskesmas, 1 Pustu Rusak dan Tak Bisa Beroperasi
Banjir dan Longsor di Tapanuli Tengah, 3 Puskesmas, 1 Pustu Rusak dan Tak Bisa Beroperasi
Medan
Cerita Pilot Helikopter saat Antar Bantuan ke Korban Banjir Sumut: Selalu Ingin Menangis
Cerita Pilot Helikopter saat Antar Bantuan ke Korban Banjir Sumut: Selalu Ingin Menangis
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau