Dikutip dari laman repo.unand.ac.id, para ahli sepakat bahwa budaya matrilineal telah muncul sejak kurang lebih 2000 SM.
Nenek moyang suku Minangkabau terdiri dari sekelompok manusia yang telah mendiami
daerah selingkar (Bukit Barisan) gunung Merapi.
Baca juga: PKN 2021, Riri Riza Angkat Alam Takambang Jadi Guru: Serambi Minangkabau
Percampuran Bangsa Proto Melayu dan Deutro Melayu ( yang datang bergelombang kurang lebih 2000 SM hingga kurang lebih 250 SM) menurunkan nenek moyang suku Minangkabau.
Mereka menganut adat matrilineal, yang sampai kini dikatakan 'adat yang tak lapuk kena hujan dan yang tak lekang kena panas'.
Bertahannya adat matrilinial sampai sekarang disebabkan perkembangan masuknya agama Islam. Karena Islam tidak menentang umat manusia memuliakan kaum ibu.
Bahkan lambang surga 'terletak di bawah telapak ibu'.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.