Penulis
Contoh, Pangiran Raja Purba, Batin Sempurna Jaya, Radin Surya Marga, Minak Perbasa, Kimas Puter, Marga Pertiwi. Penulisan "radu rua rani mak ratong" merupakan ejaan baku, sedangkan penulisan "khadu khua khani mak khatong" tidaklah baku.
Menurut Prof. C.A. van Ophuijsen, bahasa Lampung tergolong bahasa tua dalam rumpun Melayu Austronesia. Karena, bahasa ini masih banyak melestrikan kosa kata Austronesia purba, seperti: apui, bah, balak, bingi, buok, heni, hirung, hulu, ina, ipon, iwa, luh, pedom, pira, pitu, telu, tuha, tutung, siwa, walu, dan lain sebagainya.
Prof. H.N. van der Tuuk meneliti kekerabatan bahasa Lampung dengan bahasa-bahasa Nusantara yang lain.
Baca juga: Sejarah Aksara Jawa
Bahasa Lampung dan bahasa Sunda memiliki kata awi (bambu), bahasa Lampung dan bahasa Sumbawa memiliki kata punti (pisang), bahasa lampung dan bahasa Batak memiliki kata bulung (daun).
Hal tersebut membuktikan bahwa bahasa-bahasa Nusantara memang satu rumpun, yaitu rumpun Austronesia. Rumpun yang mencakup daerah dari Madagaskar sampai pulau-pulau di Pasifik.
Saat ini, penggunaan aksara Lampung tidak seumum penggunaan huruf latin. Ulun Lampung atau orang Lampung kebanyakan memakai huruf latin untuk menulis bahasa Lampung.
Anak muda di Lampung kebanyakan menulis aksara Lampung untuk menulis hal yang sifatnya pribadi, seperti buku harian atau surat cinta.
Saat ini, penggunaan aksara Lampung banyak digunakan untuk menulis perlintasan di Provinsi Lampung. Selain itu, aksara Lampung digunakan untuk penulisan logo Provinsi Lampung, Kabupaten, dan Kota di Provinsi Lampung.
Sumber: p2k.um-surabaya.ac.id
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang