"Jadi kami keberatan kalau ini ditutup. Dulu, anakku kalau lihat aku pingsan, dibiarkannya aja. Sekarang udah tahu saya (adalah) orangtua dia, kalau aku pingsan ya pasti kasian dia," sambungnya.
Ditemui di kereng (kerangkeng) 1, JS Sitepu sedang tidur-tiduran di tempat tidur beralas papan kayu itu.
Dia mengaku teringat masa lalunya saat masih mengkonsumsi narkoba.
Selama belasan tahun dia mengkonsumsi sabu-sabu, ganja, dan ekstasi, menurutnya hanya membuatnya terpuruk, merasa tak berguna, dan seperti gila.
JS akhirnya memutuskan untuk mau direhabilitasi di tempat itu karena saat itu tidak memiliki uang untuk masuk ke tempat rehabilitasi lain yang berbayar.
"Saya masuk sini tahun 2019. Setahun lebih saya di sini, akhirnya bisa sembuh dan keluar," kata JS.
"Kusampaikan lah bang, di sini makan enak. Mau berapa kali, berapa sanggup perutlah. Soalnya waktu itu nasi itu kan di baskom. Pagi siang sore itu ada. Cukup lah untuk kami yang di sini ada 30 orangan," ujar warga Desa Raja Tengah Hulu ini.
Dijelaskannya, selama di sini JS dikuatkan secara mental melalui ibadah. Kemudian secara fisik dengan olah raga.
"Kami bangun jam 6 pagi setiap hari. Kami yang sembuh, ditanya mau kerja di sini atau keluar. Tapi memang aku waktu itu milih kerja di tempat lain. Dan kalau soal narkoba, aku nggak mau nyentuh lagi. Cukup lah yang dulu," katanya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.