Ia menjadi pengacara setelah menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Tinggi Hukum di Batavia.
Ia lulus dengan gelar Meester in de Rechten (Magister Hukum), pada 16 Juli 1934, ia memulai karirnya sebagai pengacara di Kutaraja, Aceh.
Tujuh tahun kemudian, pasukan Jepang datang menduduki Aceh. Selama masa pendudukan Jepang ini, SM Amin bekerja sebagai hakim di Sigli.
Setahun setelah menjadi hakim, SM Amin dipindahkan sebagai direktur Sekolah Menengah Atas Kutaraja.
Selama waktu tersebut, ia menjadi anggota Partai Indonesia Raya (Parindra)
Pasca kemerdekaan Indonesia, ia terlibat dalam gerakan kemerdekaan, termasuk menjabat sebagai kepala provinsi Sumatera Utara, meskipun dengan nama yang berbeda, serta menjabat sebagai Gubernur Pertama Riau.
Pada 1912, SM Amin belajar di Europeesche Lagere School (ELS) atau sekolah dasar Eropa di Sabang. Tiga tahun kemudian, tahun 1915, ia pindah ke ELS di Solok.
Baca juga: 8 Kiai Bergelar Pahlawan Nasional, Ada KH Hasyim Asyari hingga KH Ahmad Dahlan
Pada 1916, SM Amin kembali pindah sekolah ke ELS di Sibolga dan ELS Tanjung Pinang. SM Amin lulus pada 1918.
Setelah lulus, SM Amin melanjutkan pendidikan di sekolah kedokteran atau STOVIA di Batavia pada 1919.
Selama di STOVIA, SM Amin aktif dalam gerakan kemahasiswaan. Ia bergabung dengan Jong Sumatranen Bond.
SM Amin kemudian memutuskan keluar dari STOVIA pada 1921. Ia lanjut sekolah di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO, Sekolah Menengah Pertama).
Berkat prestasinya, ia diterima di Algemeene Middelbare School (AMS) di Yogyakarta. SM Amin lulus dari AMS pada pertengahan 1927.
Kemudian, SM Amin melanjutkan sekolah di Rechtschoogeschool (Sekolah Tinggi Hukum) di Batavia.
Baca juga: Biografi Sultan Ageng Tirtayasa, Pahlawan Nasional Asal Banten
Selama bersekolah di sana, SM Amin menjadi salah satu pendiri organisasi Pemuda Indonesia. Organisasi tersebut kemudian menggelar Kongres Pemuda Kedua di Batavia.
Pada 16 April 1993, SM Amin wafat di RS Angkatan Laut Indoensia di Jakarta. Ia dimakamkan di TPU Tanah Kusir padad 17 April 1993.
Untuk mengenang perjuangannya, pada 10 November 2020, Presiden Joko widodo menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional Indonesia. (Editor: Nibras Nada Nailufar)
Sumber: kompas.com dan medan.tribunnews.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.