Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Rasuna Said yang Jadi Google Doodle Hari Ini, "Singa Betina" Kelahiran Sumatera Barat

Kompas.com, 14 September 2022, 07:57 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Ilusrasi Rasuna Said tampil di google doodle hari ini untuk merayakan ulang tahun ke-112 pahlawan perempuan asal Sumatera Barat.

Rasuna Said memilik peran penting dalam sejarah Indonesia. Bahkan namanya diabadikan menjadi salah satu nama jalan utama di Jakarta.

Lalu siapakan Rasuna Said?

Dikutip dari Peran Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam Memperjuangkan Hak-Hak Perempuan (1926-1965) yang ditulis oleh Esti Nurjanah disebutkan Rasuna Said adalah seorang perempuan bangsawan Sumatra Barat berpredikat rangkayo.

Nama lengkapnya adalah Hajjah Rangkayo Rasuna Said.

Rasuna Said lahir 14 September 1910 di Desa Panyinggahan, Maninjau, Agam, Sumatera Barat.

Baca juga: Rasuna Said, Pahlawan Perempuan yang Jadi Google Doodle Hari Ini

Ia lahir di lingkungan terpandang. Sang ayah, Haji Muhammad Said pernah menjadi aktivis pergerakan di Sumatera Barat.

Bersama saudaranya, Haji Said mendirikan sebuah perusahaan keluarga yang diberi nama CV Tunaro Yunus.

Karena kesibukan orangtuanya, Rasuna kecil dititipkan ke keluarga pamannya atau kakak Haji Said.

Sekolah pertama Rasuna Said adalah sekolah desa yang ada di tepian Danau Maninjau tahun 1916. Ia pun menghabiskan waktu belajar selama lima tahun dan tamat di kelas 5.

Baca juga: 13 Pahlawan Perempuan Indonesia, dari Aceh hingga Maluku

Rasuna Said muda melanjutkan ke Pesantren Ar Rasyidiyah di bawah pimpinan Syekh Abdul Rasyid. Kala itu pendidikan didominasi laki-laki dan ia menjadi satu-satunya santri perempuan.

Tahun 1923, ia masuk ke Sekolah Diniyah di Padang Panjang. Namun ia terpaksa pulang ke kampung halamannya setelah terjadi gempa bumi yang snagat hebat dan letusan Gunung Merapi di Padang Panjang pada tanggal 28 Juni 1926.

Ia pun melanjutkan pendidikan di sekolah yang dipimpin Haji Abdul Majid.

Tak berhenti di sana. Ia meneruskan pendidikan di Sekolah Putri (Meisjesschool) untuk mendapatkan keahlian memasak, menjahit dan urusan rumah tangga.

Pada tahun 1930, Rasuna Said memutuskan masuk ke sekolah Sumatra Thawalib yang merupakan pengembangan dari Surau Djembatan Besi.

Baca juga: Mengenal R.A Kartini, Sang Pahlawan Emansipasi Wanita

Di bawah pimpinan Haji Udin Rahmani, kepribadian Rasuna Said sebagai pejuang terbentuk.

Seminggu sekali, para murid Sumatra Thawalib mengikuti latihan debat dan pidato. Rasuna Said pun dikenal sebagai orator yang ulung.

Dari empat tahun pendidikan, Rasuna berhasil menyelesaikannya dalam waktu 2 tahun.

Di usia 19 tahun, Rasuna Said menikah dengan Duski Samad di tahun 1929. Mereka dikaruniai dua anak yakni Darwin dan Auda Zasckhya Duski.

Darwin meninggal saat masih kecil. Dengan berjalannya waktu, Rasuna dan Duski bercerai. keduanya pun sibuk dalam hal pergerakan masing-masing.

Baca juga: 6 Pahlawan Perempuan Indonesia

Rasuna disibukkan dengan berbagai kegiatan politik dan pendidikan. Ia pun memutuskan pindah ke Medan, Sumatera Utara setelah mengalami peristiwa di organisasi yang menbuat ia kecewa.

Pada usia 23 tahun, Rasuna Said menempuh pendidikan terakhirnya di Islamic College di Padang. Saat itu ia bergabung dalam kegiatan jurnalistik dan menjadi pimpinan redaksi majalah Raya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Medan
Kronologi Ibu Dibunuh Anak Sendiri di Medan, Polisi Dalami Penyebab
Kronologi Ibu Dibunuh Anak Sendiri di Medan, Polisi Dalami Penyebab
Medan
Banjir dan Longsor di Tapanuli Tengah, 3 Puskesmas, 1 Pustu Rusak dan Tak Bisa Beroperasi
Banjir dan Longsor di Tapanuli Tengah, 3 Puskesmas, 1 Pustu Rusak dan Tak Bisa Beroperasi
Medan
Cerita Pilot Helikopter saat Antar Bantuan ke Korban Banjir Sumut: Selalu Ingin Menangis
Cerita Pilot Helikopter saat Antar Bantuan ke Korban Banjir Sumut: Selalu Ingin Menangis
Medan
Dilanda Hujan Deras, Upaya Cari Korban Longsor Sibolga lewat Anjing Pelacak Terhenti
Dilanda Hujan Deras, Upaya Cari Korban Longsor Sibolga lewat Anjing Pelacak Terhenti
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau