Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Rasuna Said yang Jadi Google Doodle Hari Ini, "Singa Betina" Kelahiran Sumatera Barat

Kompas.com - 14/09/2022, 07:57 WIB
Rachmawati

Editor

 

Bergabung dengan Sarekat Rakyat

Rasuna mengawali karir politiknya di tahun 1926 saat bergabung dengan Sarekar Rakyat. Ia menjabat sebagai sekretaris cabang Maninjai.

Pada tahun 1930, ia tergabung dalam organisai Persatuan Muslimin Indonesia (Permi) yang didirikan oleh Sumatra Thawalib.

Rasuna Said aktif memberikan kursus-kursus seperti berpidato dan latihan berdebat. Berkat kepiawaiannya, Rasuna Said menjadi satu-satunya anggota perempuan yang mendapat julukan “Singa Betina”.

Ia pernah pidato di rapat umum di Payakumbuh pada 19 November 2932. Saat itu secara terus terang ia menyatakan tindakan yang dilancarkan penjajah untuk mempebodoh dan memiskinkan bangsa Indoneisa. 

Baca juga: Durian Kampung Wasegi Mulai Padati Trotoar Jalan Pahlawan Manokwari

Rasuna Said juga menyebut penjajah telah mnanamkan jiwa perbudakan yang menyebabkan rakyat menderita, malas dan tidak bertanggungjawan.

Ia kemudian dituduh telah menghasut dan mengintimidasi rakyat untuk mengadakan pemberontakan serta menanamkan rasa benci terhadap kolonialis Belanda.

Rasuna Said pun dikenakan tuduhan melanggar artikel 153 tentang larangan berbicara di muka umum atau yang disebut spreekdelict. Ia dipenjara satu tahun dua bulan di penjara Bulu, Semarang, Jawa Tengah.

Setelah keluar dari penjara dan Permi bubar, Rasuna Said pindah ke Medan. Perjuangannya kembali menyala saat Jepang mulai berkuasa. Ia kembali lagi ke Sumatera Barat dan bergabung dalam Pemuda Nippon Raya.

Baca juga: Kenang Jasa Pahlawan, Ratusan Santri di Lampung Berzikir Peringati HUT Ke-77 RI

Ia kemudian turut andil pula dalam Giyûgun atau tentara sukarela sebagai seksi wanita yang bertugas di bagian logistik.

Sebelum bergabung dalam KNIP, ia mengikuti pembentukan KNID-SB pada tanggal 31 Agustus 1945. Pembentukan lembaga ini merupakan wujud pengakuan rakyat Sumatera terhadap proklamasi kemerdekaan dan kedua pemimpinnya, Soekarno dan Hatta.

Kala itu anggota  KNID-SB seluruhnya berjumlah 41 orang dan salah satunya Rasuna Said.

Tak hanya itu, Rasuna juga  mendirikan kursus pemberantasan buta huruf dengan nama Sekolah Menyesal dan membuka Sekolah Thawalib kelas Rendah di Padang. Ia juga mengajar di Sekolah Thawalib Puteri, serta memimpin Kursus Putri dan Kursus Normal di Bukittinggi.

Saat bubarnya Permi di tahun 1937, Rasuna Said memilih pergi ke Medan, Sumatera Utara. Ia mendirikan sekolah yang diberi nama Perguruan Puteri yakni Lembaga pendidikan yang diperuntukkan khusus bagi perempuan.

Baca juga: Uang Kertas Baru 2022, Inilah 8 Pahlawan Nasional yang Terpampang

Di Medan ia juga menuangkan bakat jurnalistiknya dengan menerbitkan sekaligus sebagai pimpinan redaksi sebuah majalah bernama Menara Poetri. Majalah ini berdiri pada tahun 1937
dengan fokus bahasan tentang keputrian dan keislaman.

Setelah Belanda memberikan pengakuan kedaulatan pada tahun 1949. Rasuna Said terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat (DPR-RIS).

Rasuna Said yang telah terjun lama dalam dunia perpolitikan kini karirnya semakin bersinar. Setelah DPR-RIS dibubarkan, ia kembali terpilih menjadi bagian dari Dewan Perwakilan Rakyat Sementara (DPRS).

Perjalanan panjang pemerintahan di Indonesia mengalami pasang surut dengan suasana politik yang cukup panas. Memasuki pemerintahan era Soekarno, Rasuna Said masih dipercaya oleh Presiden untuk turut serta menjalankan pemerintahannya.

Baca juga: Siswa, Kenali Pahlawan dari Wilayah Barat, Tengah dan Timur Indonesia

Ia diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA), lembaga yang bertugas di bidang penasehat.

Rasuna Said juga bergabung dalam organisasi Persatuan Wanita Republik Indonesia (PERWARI) di Jakarta.  PERWARI fokus bergerak dalam bidang pendidikan, lingkungan hidup, hukum, dan sosial ekonomi.

Berdasarkan kongres ke-X pada tanggal 10-12 Juni 1964 di Jakarta  ditetapkan para pemimpin PERWARI dengan kedudukan di Jakarta.

Para pemimpin yang terpilih antara lain Margaretha Andreas Sastrohusodo, Drg.Yetty Rizali Noor, Nani Soewondo, S.H., Rusiah Sardjono, S.H., Chairul Saleh, Sumarno, dan Rasuna Said.

Kanker payudara

Tangkapan layar Google Doodle yang menampilkan sosok Hajjah Rangkayo Rasuna Said, hari ini, Rabu (14/9/2022).Google Tangkapan layar Google Doodle yang menampilkan sosok Hajjah Rangkayo Rasuna Said, hari ini, Rabu (14/9/2022).
Rasuna Said telah merasakan hidup dalam tiga jaman. Ia berhasil menjalani kehidupan dari masa kolonial Belanda, Jepang, sampai revolusi kemerdekaan.

Perempuan yang disebut “Srikandi Indonesia” ini masih aktif dalam keanggotaan Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia serta kegiatan lainnya.

Rasuna Said memasuki usia 55 tahun dan tanpa disadari dirinya mengidap penyakit kanker payudara.

Rasuna Said meninggal dunia pada hari Selasa, 2 November 1965 di Jakarta. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Rasuna Said dianugerahi sebuah tanda Kehormatan Satyalancana Peringatan Perjuangan Kemerdekaan dan Satyalancana Perintis Pergerakan Kemerdekaan.

Baca juga: Asal-usul Jepara, dari Ratu Kalinyamat hingga Tempat Lahirnya Kartini

 

Pengusulan gelar pahlawan akhirnya disahkan pada tanggal 13 Desember 1974 berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 084/TK/Tahun 1974 sebagai pahlawan pergerakan nasional.

Nama Rasuna Said diabadikan sebagai nama sebuah jalan protokol. Papan nama jalan tersebut tertulis H.R. Rasuna Said di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

Selain itu sebuah patung berbentuk wajah Rasuna Said pun terdapat di Pasar Festival Mall di jalan H.R. Rasuna Said Kav. C22 Jakarta Selatan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Medan
Jejak Penipuan Masuk Akpol Rp 1,3 M Iptu Supriadi dan Nina Wati di Sumut Sejak 2014

Jejak Penipuan Masuk Akpol Rp 1,3 M Iptu Supriadi dan Nina Wati di Sumut Sejak 2014

Medan
Jenazah Siswa SMK di Nias Korban Penganiayaan Kepsek Diotopsi

Jenazah Siswa SMK di Nias Korban Penganiayaan Kepsek Diotopsi

Medan
Pencuri Rokok Terjebak Jadi Biang Keladi Kebakaran 6 Ruko di Deli Serdang

Pencuri Rokok Terjebak Jadi Biang Keladi Kebakaran 6 Ruko di Deli Serdang

Medan
Kepsek di Nias Penganiaya Siswa sampai Tewas Dibebastugaskan

Kepsek di Nias Penganiaya Siswa sampai Tewas Dibebastugaskan

Medan
Bus Rombongan Pelajar ke Berastagi Terbakar di Simalungun

Bus Rombongan Pelajar ke Berastagi Terbakar di Simalungun

Medan
Buaya Muncul di Sungai Paluh Putri Medan, BBKSDA Sumut Turun Tangan

Buaya Muncul di Sungai Paluh Putri Medan, BBKSDA Sumut Turun Tangan

Medan
Iptu Supriadi Akhirnya Ditangkap, Sempat Kabur Usai Jadi Tersangka Penipuan Rp 1,3 M

Iptu Supriadi Akhirnya Ditangkap, Sempat Kabur Usai Jadi Tersangka Penipuan Rp 1,3 M

Medan
Razia Juru Parkir Liar di 12 Ruas Jalan di Medan, 10 Orang Ditangkap

Razia Juru Parkir Liar di 12 Ruas Jalan di Medan, 10 Orang Ditangkap

Medan
Kepsek Diduga Aniaya Siswa SMK Nias hingga Tewas karena Tak Mau Angkat Genset

Kepsek Diduga Aniaya Siswa SMK Nias hingga Tewas karena Tak Mau Angkat Genset

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Medan
Polisi Tangkap Kurir Bawa 23 Kg Sabu di Medan, Tak Jera Pernah 2 Kali Dipenjara

Polisi Tangkap Kurir Bawa 23 Kg Sabu di Medan, Tak Jera Pernah 2 Kali Dipenjara

Medan
Melihat Kelakuan Pengendara di Medan, Ada yang Terobos Lampu Merah meski Dijaga Polisi

Melihat Kelakuan Pengendara di Medan, Ada yang Terobos Lampu Merah meski Dijaga Polisi

Medan
10 Lurah di Medan Ketahuan Naikkan Harga Sembako Saat Program Pasar Murah

10 Lurah di Medan Ketahuan Naikkan Harga Sembako Saat Program Pasar Murah

Medan
Kronologi Siswa SMK di Nias Tewas Diduga Dianiaya Kepsek, Kening Dipukuli Saat Berbaris

Kronologi Siswa SMK di Nias Tewas Diduga Dianiaya Kepsek, Kening Dipukuli Saat Berbaris

Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com