Editor
Hingga pukul 19.00 WIB, para prajurit itu masih bertahan di depan lokasi kejadian. Tak lama berselang, ARH bebas dan dibolehkan meninggalkan Mapolrestabes Medan.
Setelah tersangka dibebaskan, barulah puluhan prajurit TNI itu membubarkan diri.
Baca juga: Kronologi Puluhan Prajurit TNI Geruduk Mapolrestabes Medan
Hadi memastikan, kedatangan Mayor Dedi serta sejumlah anggotanya untuk mengetahui proses hukum terhadap ARH yang tengah berjalan.
"Semua ini dalam koridor koordinasi terkait persoalan hukum. Pada prinsipnya, kepolisian profesional dalam menegakkan hukum berdasarkan aturan yang berlaku," tutur Hadi.
"Kami TNI-Polri solid, setiap hal selalu dikoordinasikan dengan baik," sambungnya.
Akan tetapi, menurut pantauan di lokasi, saat para prajurit itu tiba, mereka langsung mengerumuni Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Teuku Fathir Mustafa, di ruang penyidik lantai dua gedung Sat Reskrim.
Mereka tampak keluar masuk sambil membanting pintu. Salah satu orang yang berada di lokasi bahkan bicara dengan nada tinggi kepada Kompol Teuku.
"Kami perintah komandan. Kalau belum selesai, tidak pulang. Kalau perlu diratakan saja ini," kata salah satu pria berpakaian preman yang diduga anggota TNI.
Baca juga: [POPNUS] Puluhan Prajurit TNI Geruduk Mapolrestabes Medan | Ganjar Bertemu Pemulung Mantan Atlet
Kapendam I Bukit Barisan, Kolonel Inf Riko Siagian menyatakan kekecewaannya terhadap Mayor Dedi Hasibuan yang membawa puluhan anggotanya untuk mendatangi Mapolrestabes Medan.
"Mayor Dedi dan ARH bersaudara," ungkap Riko saat konferensi pers bersama dengan Polda Sumut, Minggu (6/8/2023) dini hari, dikutip dari TribunMedan.com.
"Kodam I Bukit Barisan dan Polda Sumut solid dan berkomitmen setiap persoalan hukum semua prosesnya dipercayakan kepada kepolisian, dalam hal ini kepada Polrestabes Medan," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang