Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat dan Influencer Bersihkan Kandang dan Beri Donasi Rp 82 Juta ke Medan Zoo

Kompas.com, 24 Januari 2024, 16:28 WIB
Rahmat Utomo,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com- Sekitar 300 orang yang merupakan elemen masyarakat dan influencer melakukan aksi bersih-bersih Kebun Binatang Kota Medan atau Medan Zoo, Rabu (24/1/2024).

Mereka juga menggalang donasi untuk kebun binatang itu.

Aksi ini dilakukan sebagai bentuk keprihatinan dengan keadaan Medan Zoo.

Banyaknya kandang rusak serta hewan di Medan Zoo yang terlihat kurus dan lemas sempat menjadi sorotan publik.

Baca juga: Bobby Nasution Tutup Medan Zoo untuk Pembangunan, Kapan?

Saat kegiatan tampak para influencer dan masyarakat membersihkan ilalang dan rumput di sekitar hingga dalam kandang, yang tidak dihuni hewan.

Sebagian dari mereka memakai mesin pembabat rumput. Setelah itu sampah dimasukkan ke plastik hitam besar.

Salah satu koordinator gerakan ini, Fahmi mengatakan bersih-bersih di Medan Zoo dilakukan karena tempat itu dalam waktu dekat akan ditutup sementara, karena proses perbaikan.

"Ketika mendengar tempat ini akan ditutup sementara, maka kami menyatakan kami harus meninggalkan tempat ini, dalam kondisi paling layak," ujar Fahmi kepada wartawan di Medan Zoo.

Baca juga: Soroti Harimau Sumatera Mati di Medan Zoo, Toba Animal Friends Sumatera: Gak Bisa Diharapkan Lagi

Fahmi menjelaskan inspirasi gerakan ini sebenarnya sudah muncul sejak Desember 2023, saat itu dan influencer Kota Medan banyak mendapat informasi tentang kondisi satwa di Medan Zoo yang menyedihkan.

Kemudian mereka membuat grup Whatsapp bernama Influencer Medan Supports, untuk mencari pendanaan satwa Medan Zoo.

Mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan dan Unisba menunjukkan pupuk organik yang mereka hasilkan saat KKN Tematik One Village One Product di Sumedang, Rabu (24/1/2024). AAM AMINULLAH/KOMPAS.comKOMPAS.COM/AAM AMINULLAH Mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan dan Unisba menunjukkan pupuk organik yang mereka hasilkan saat KKN Tematik One Village One Product di Sumedang, Rabu (24/1/2024). AAM AMINULLAH/KOMPAS.com

Para anggota di komunitas ini lalu mengumpulkan donasi dari berbagai komunitas anak muda hingga masyarakat demi membantu Medan Zoo.

"Dana yang terkumpul Rp 35 juta sampai Rp 40 juta-an, awal nya, padahal kami awalnya cuma berpikir sampai Rp10 jutaan saja, tapi pada akhirnya pada saat kami ingin mencairkan dananya, alhamdulillah ternyata ada salah satu bank ikut bergabung untuk mendonasikan, jadi total donasi kita mencapai sampai Rp 82 juta," katanya.

Kata dia, uang tersebut diberikan untuk membantu dana pakan hewan di sana.

"Sebab makanan bantuan dari PKBSI (Persatuan Kebun Binatang Seluruh Indonesia) akan berakhir pada 15 februari 2024, makannya kami ingin melanjutkan dengan bantuan yang kami dapatkan, jadi kami bisa menambah masa waktu makanan hewan satwa, yang akan berakhir 15 Februari nanti," ujarnya.

Kondisi kandang Medan Zoo yang terlihat rusak, Rabu (10/1/2024)Kompas.com/Rahmat Utomo Kondisi kandang Medan Zoo yang terlihat rusak, Rabu (10/1/2024)
Fahmi juga mengatakan saat kegiatan pihaknya juga memberi bantuan seperti beras dan bahan pokok lainnya kepada 27 karyawan Medan Zoo.

Musababnya, beberapa bulan belakangan ini gaji mereka mandek lantaran Medan Zoo mengalami krisis keuangan.

"Gajinya sudah tidak keluar berbulan bulan, bahkan mereka hanya di gaji 10 %, 20 %, 30 % (per bulan), maka dari itu, walaupun tugas utama kami melindungi satwanya, hari ini kami memutuskan, setelah bongkar rembuk bersama, kami memutuskan juga memperhatikan nasib dari para karyawannya," ujarnya.

Baca juga: Bobby Minta Perusahaan Daerah yang Untung Bantu Medan Zoo

Sebelumnya diberitakan Medan Zoo menjadi sorotan karena dalam dua bulan, satu harimau benggala dan dua harimau sumatera mati. Kondisi tempat yang tidak layak diduga menjadi pemicunya.

Saat Kompas.com berkeliling Medan Zoo pada Rabu (10/1/2024), kondisi kandang hewan begitu memprihatinkan, banyak yang rusak berat dan tidak bisa digunakan. Kandang tersebut berlumut dan ditumbuhi ilalang.

Lalu sebagian material bangunan seperti atap, hancur. Besinya pun berkarat. Kondisi kandang yang dihuni satwa juga tak sedap dipandang mata. Selain kotor, pagar pembatas bolong-bolong dan banyak ditumbuhi rumput liar di dalamnya.

Kondisi kian parah dengan banyaknya hewan yang tampak lemas. Mulai dari burung merak, orang utan, harimau benggala, rusa, bangau tong-tong, hingga elang.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Medan
Kronologi Ibu Dibunuh Anak Sendiri di Medan, Polisi Dalami Penyebab
Kronologi Ibu Dibunuh Anak Sendiri di Medan, Polisi Dalami Penyebab
Medan
Banjir dan Longsor di Tapanuli Tengah, 3 Puskesmas, 1 Pustu Rusak dan Tak Bisa Beroperasi
Banjir dan Longsor di Tapanuli Tengah, 3 Puskesmas, 1 Pustu Rusak dan Tak Bisa Beroperasi
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau