PEMATANGSIANTAR, KOMPAS.com - Petugas kebersihan lapangan di Kota Pematangsiantar, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menuntut kenaikan upah dan mengancam mogok bila upah tidak segera dipenuhi Wali Kota Pematangsiantar.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemkot Pematangsiantar, Junaedi Antonius Sitanggang menyebut, tuntutan itu tak mudah direalisasi mengingat kemampuan keuangan daerah.
Seorang petugas kebersihan, Masron Butarbutar, mengatakan, selama 9 tahun upah petugas kebersihan lapangan di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menerima Rp 1.500.000 ditambah uang puding Rp 19.000 per bulan.
Baca juga: Seleksi PPPK Dinilai Curang, Puluhan Petugas Damkar di Bone Mogok Kerja
Menurutnya hal itu tidak sejalan dengan jargon program kebersihan Wali Kota Pematangsiantar Susanti Dewayani, yaitu LISA (Lihat Sampah Ambil).
Namun sebaliknya, kata dia, Wali kota baik DPRD Pematangsiantar tidak pernah peduli dengan nasib petugas kebersihan.
“Kita semua tahu harga bahan pokok semuanya naik. Apalagi kalau kita punya anak misal lima atau tiga orang, uang segitu itu mana cukup,” kata Masron kepada KOMPAS.com ditemui seusai unjuk rasa damai di Jalan Merdeka Pematangsiantar, Jumat (8/3/2024).
Dikatakan Masron, jumlah petugas kebersihan saat ini lebih dari 250 orang, terdiri dari sopir dan awak Truk sampah.
Adapun upah yang diterima petugas kebersihan itu jauh dari UMR. Masron bilang pekerjaan itu juga beresiko terserang penyakit karena bergelut dengan sampah dan bau busuk.
“Kami keliling dengan rute yang telah ditentukan. Kerjanya ada yang pagi jam 05.00 WIB sampai 08.00 WIB terus sore pukul 18.00 WIB sampai 22.00 WIB,” ucapnya.
Baca juga: Sopir Angkot Feeder LRT Sumsel Mogok Kerja karena 2 Bulan Gaji Tak Dibayar Pemkot Palembang
Ia juga heran, seragam maupun peralatan kebersihan semisal keranjang dan garpu terkadang mereka beli sendiri. Begitu juga baju hijau bertuliskan LISA (Lihat Sampah Ambil) yang mereka pakai sudah lusuh tak tergantikan dengan yang baru.
“Kota Pematangsiantar itu bisa bersih, sehat dan udaranya segar gara gara petugas kebersihan. Masa tega Wali Kota tutup mata melihat kami,” sebutnya.