Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudako, Raja Jalanan Kota Medan yang Mulai Menghilang

Kompas.com, 2 November 2024, 15:09 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Salah satu transportasi umum yang pernah menjadi andalan warga Kota Medan adalah Sudako.

Sudako sempat menjadi pilihan utama transportasi publik yang digunakan masyarakat Kota Medan untuk bepergian ke berbagai tempat, seperti ke sekolah, bekerja, atau berbelanja di pajak (pasar).

Baca juga: Ceker Ayam Ridho, Jajanan Khas Medan yang Sudah Ada Sejak 1960

Kepopuleran Sudako di Kota Medan berlangsung sekitar awal tahun 70-an hingga akhir tahun 90-an.

Kini, Sudako memang mulai jarang nampak di jalan-jalan Kota Medan. Namun kisah kejayaan Sudako masih menarik untuk disimak.

Baca juga: Mengenal Ikan Sale, Oleh-oleh Khas Medan

Apa itu Sudako?

Sudako merupakan sebutan untuk transportasi umum berupa kendaraan roda empat yang di daerah lain dikenal sebagai angkutan kota atau angkot.

Hal ini seperti dijelaskan dalam penelitian mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan, Ponirin (2021) yang berjudul Sudako: Angkutan Kota sebagai Moda Transportasi Masyarakat Kota Medan pada 1970-1998.

Baca juga: Sejarah Lapangan Merdeka yang Menjadi Titik Nol Kilometer Kota Medan

Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa dua versi arti dari penyebutan Sudako.

Versi pertama, Sudako adalah akronim dari Sarana Umum Dalam Kota. Sementara versi lainnya menyebutkan bahwa Sudako berasal dari kalimat “Sumatera Daihatsu Company”.

Namun hal tersebut diragukan mengingat Sudako sebagai nama satu unit usaha tidak pernah ditemukan di kota Medan.

Adapun asal nama Sudako yang agak mungkin adalah berasal dari singkatan
“Suzuki, Daihatsu, Colt (Mitsubishi)” karena pada era 60-an dan 70-an, angkutan bermesin di kota Medan didominasi oleh merek kendaraan asal Jepang.

Sejarah Sudako

Di awal kemunculan Sudako tidak lepas dari unit usaha angkutan mula-mula di kota Medan yaitu Koperasi Pengangkutan Umum Medan (KPUM).

KPUM adalah nama unit usaha berbentuk Persekutuan Komanditer atau sering disebut CV (Commanditaire Vennontschap) yang diprakarsai oleh Pemerintah Daerah (dulu Pemda Tingkat II Kota Madya Medan) dengan Direktorat Koperasi Tingkat II Kota Madya Medan.

Awalnya, usaha angkutan KPUM ini hanya fokus pada jenis kendaraan bemo. Namun kemudian, sudako berkembang menjadi unit usaha unggulan dibandingkan
bemo.

Sejak itu usaha-usaha lain bermunculan yang menjadi bagian unit dari
KPUM, sehingga Sudako dianggap sebagai cikal bakal dari berkembangnya angkutan publik di Kota Medan.

Dilansir dari Tribun-Medan.com, trayek pertama Sudako dengan nomor 01 melintasi daerah Pasar Merah (Jalan HM. Joni), Jalan Amaliun (via Jalan Ismailiyah) dan terminal Sambu, terminal pusat pertama angkutan penumpang ukuran kecil dan sedang di Medan.

Halaman:


Terkini Lainnya
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Medan
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau