Ia juga sempat bertemu dengan Wakil Menteri Agama Muhammad Syafi'i.
"Alhamdulillah hari ini terjawab sudah apa yang kita risaukan. Anak-anak kita berhasil untuk pengisian data di PDSS. Kami mohon maaf, ini pelajaran berharga bagi kami," ungkapnya.
Sebelumnya, akibat keterlambatan penginputan data PDSS, para siswa MAN 2 Medan sempat berunjuk rasa di sekolah pada Jumat (7/2/2025).
Mereka menyampaikan kekecewaan karena tidak dapat mengikuti SNBP dengan membawa spanduk yang berisi narasi kekecewaan.
Salah seorang siswa, Syakira, bahkan menyatakan bahwa mereka akan meminta kompensasi dari pihak sekolah jika gagal mengikuti SNBP.
Baca juga: 174 Siswa SMK Pekanbaru Terancam Tak Bisa Ikut SNBP, Kepsek: Masih Ada Harapan
"Tentunya kami ingin diberikan kompensasi, yaitu bentuk belajar SNBT (Seleksi Nasional Berbasis Tes) ataupun membayarkan uang daftar SNBT kami atau UKT kami. Apapun itu yang bisa memuaskan kami, karena kami tidak jadi ikut SNBP," ujarnya.
Mendikti Saintek, Satryo Soemantri Brodjonegoro, menjelaskan bahwa perpanjangan finalisasi PDSS dilakukan untuk mengantisipasi keterlambatan dari banyak sekolah.
"Kami masih memberi peluang kepada mereka supaya nasib anak-anak itu masih bisa kita bantu untuk diperjuangkan,” ujar Satryo.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang