Editor
Karena itu, Junirwan menyayangkan tindakan Yuliani yang, menurutnya, justru memprovokasi masyarakat untuk membongkar pagar milik PT Tun Sewindu.
"Seharusnya Pemprov Sumut memiliki skema yang baik dalam menyelesaikan persoalan ini, bukan memprovokasi rakyat untuk merusak dan mengambil pagar seng milik kliennya," kata Junirwan.
Di sisi lain, Yuliani menegaskan bahwa tindakannya merupakan bagian dari penegakan hukum atas kawasan hutan negara yang dikuasai secara ilegal.
"Saya kan menegakkan hukum. Saya bukan pencuri, dan saya tidak ada korupsi. Saya mengamankan lahan negara, kenapa saya mesti takut? Saya tidak menentang hukum," ujarnya kepada Kompas.com, Minggu, 2 Maret 2025.
Yuliani menjelaskan pihaknya telah meminta PT Tun Sewindu untuk membongkar pagar secara sukarela sebelum mengambil tindakan tegas, tetapi permintaan tersebut tidak diindahkan.
Baca juga: Bongkar Pagar Kawasan Hutan Lindung, Kadis LHK Sumut: Saya Menegakkan Hukum
"Saya sudah benar-benar bertindak sesuai prosedur hukum. Saya sudah cek, itu adalah kawasan hutan lindung," tuturnya.
"Saya juga sudah perintahkan Kepala Perwakilan Hutan (KPH) Wilayah I untuk berkoordinasi dengan pihak yang mengklaim sebagai pemilik lahan, tetapi mereka tidak mau membuka sendri sengnya," ucap Yuliani.
Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, turut memberikan dukungan kepada Yuliani. Ia meminta Kadis LHK Sumut untuk tegas melawan pihak yang menguasai kawasan hutan lindung.
"Kita lihat dulu ya. Yang pasti, kalau betul-betul itu hutan lindung, lawan, saya bilang," ujar Bobby saat meninjau RSUD Taferi di Kabupaten Nias Utara, Senin, 10 Maret 2025.
Baca juga: Kadis LHK Dipolisikan Usai Bongkar Pagar di Hutan, Bobby: Lawan, Tindak Sekalian
Bobby bahkan mengusulkan agar Dinas KLH Sumut melaporkan balik pihak PT Tun Sewindu yang telah memolisikan Yuliani.
"Kalau itu betul hutan lindung, area masih hutan lindung ya lawan. Jangan hanya kita yang dilaporkan, tetapi laporkan balik dan tindak sekalian," ujarnya.
(Penulis Kontributor Medan Kompas.com: Rahmat Utomo)
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang