Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangunan Kafe Dituduh Salahi Aturan, Massa Geruduk Blue Diamond, Pengusaha Kecewa

Kompas.com, 12 Agustus 2025, 18:38 WIB
Teguh Pribadi,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

PEMATANGSIANTAR, KOMPAS.com - Pengusaha kafe dan roti Blue Diamond mengaku kecewa setelah massa menggeruduk tempat tersebut.

Massa dari Ikatan Pelajar Al Washliyah datang berunjuk rasa meminta pengusaha membongkar bangunan yang berdiri di atas aliran sungai atau daerah aliran (DAS) itu.

Aksi unjuk rasa digelar di depan kafe Blue Diamond, Jalan Gereja, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, Selasa (12/8/2025).

Massa turun dari mobil pick up membawa bendera dan berorasi menggunakan pengeras suara, dikawal oleh anggota polisi.

Baca juga: Cerita Sekretaris Ormas di Medan Ditinggal Kawan Saat Tertangkap Curi Besi

"Kalau (unjuk rasa) ini pasti berdampak kepada usaha. Kalau kita bilang orang (pengunjung) pasti takut masuk. Kami pun enggak ngerti karena saya bukan pemiliknya langsung," kata Susanto mewakili pengusaha yang ditemui usai unjuk rasa.

Ia mengatakan, bangunan yang disebut melanggar aturan sempadan DAS sudah ada sebelum bangunan tersebut dibeli oleh pengusahanya.

Saat renovasi, pemiliknya menambahkan joglo untuk pengunjung.

Susanto mengatakan, pihaknya juga telah membuat kesepakatan dengan Pemkot Pematangsiantar jika sewaktu-waktu bangunan di dekat sungai itu dibongkar, mereka siap.

"Waktu dibeli ini sudah ditembok, bukan kami yang bangun. Jadi kami enggak ada keberatan, memang (DAS) punya pemerintah kok, bukan punya kita. Kalau mau dibongkar, kami siap,” katanya.

Ia mengatakan Blue Diamond beroperasi sejak empat tahun dan kini mempekerjakan sekitar puluhan tenaga kerja.

Sejak berdiri, kata Susanto, ini kali pertama tempat itu digeruduk pengunjuk rasa.

Baca juga: Viral Tarif Parkir di Medan Dimanipulasi Jukir, dari Rp 5.000 Jadi Rp 15.000

"Dari dulu belum pernah ada kek gini. Entah kenapa kami enggak tahu," kata dia.

Di Balaikota, Koordinator Aksi Ahmad Nurdin meminta Wali Kota merobohkan bangunan gedung kafe Blue Diamond karena berdiri di atas DAS (Daerah Aliran Sungai) Bah Bolon dan dibiarkan selama ini tanpa pengawasan.

Hal ini dikhawatirkan akan mengakibatkan banjir.

"Jarak bangunan dengan tepi sungai seharusnya berkisar 10 meter. Aturan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri PUPR No.28 Tahun 2015 tentang penetapan garis sempadan sungai," kata Ahmad.

Pihaknya meminta agar tuntutan massa ditindaklanjuti paling lama 3 x 24 jam karena bangunan yang diduga di atas DAS tersebut sudah lama berdiri tetapi dibiarkan.

Tanggapan Pemkot Pematangsiantar

Menanggapi aksi unjuk rasa ini, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Pematangsiantar Zainal Siahaan mengatakan, hal ini menjadi masukan bagi pihaknya.

"Itu kan masih dugaan. Jadi, harus kita buktikan, jadi kita lihat izin-izin apa yang sudah dikeluarkan sesuai dengan regulasi dan kondisi di lapangan. Jadi, berikan waktu kepada kami. Pemkot tidak akan membiarkan itu," kata dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Medan
Kronologi Ibu Dibunuh Anak Sendiri di Medan, Polisi Dalami Penyebab
Kronologi Ibu Dibunuh Anak Sendiri di Medan, Polisi Dalami Penyebab
Medan
Banjir dan Longsor di Tapanuli Tengah, 3 Puskesmas, 1 Pustu Rusak dan Tak Bisa Beroperasi
Banjir dan Longsor di Tapanuli Tengah, 3 Puskesmas, 1 Pustu Rusak dan Tak Bisa Beroperasi
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau