Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Nazamuddin, Menyemai Kesadaran Peduli Lingkungan dengan Mengemaskan Sampah

Kompas.com, 15 Oktober 2025, 22:07 WIB
Goklas Wisely ,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

"Ya saya sendiri pun tak mengharapkan imbalan dari relawan ini. Tujuan kami kan mulia. Bagaimana agar kami dapat hidup di lingkungan yang sehat. Saya juga sebagai nasabah sampah. Memang belum banyak saldonya, tetapi setidaknya saya dapat bermanfaat untuk menebar kebaikan,” sebut Sri.

Mengemaskan Sampah untuk Umrah

Perubahan mindset yang dialami Sri juga dirasakan oleh Zubaidah, warga di Desa Lembah Lubuk Raya. Sejak tahun 2022, perempuan berusia 53 tahun ini sudah menjadi nasabah Bengkel Sampah.

"Waktu itu diajak lah sama Nazamuddin. Ya setelah saya pikir-pikir, dari pada dibuang sampah itu lebih baik ditabung kan, bisa menghasilkan," ungkap perempuan yang akrab disapa Ida.

Sejak saat itu pula, ia aktif untuk memilah-milah sampah di rumahnya. Lalu, sampah itu dimasukkan ke dalam karung dan diantar ke relawan yang ada di tempat penyetoran. Biasanya, Ida menyetor sampah dua kali dalam sebulan.

"Biasanya saya antar jalan kaki karena dekat. Terus ditimbanglah sama relawan. Ya kadang saya bawa 5-30 kg. Terus dicatat lah di tabungan sampah saya," sebutnya.

Menurutnya, progam Bengkel Sampah sangat bermanfaat. Misalnya saja, berkat program itu sampah-sampah yang biasanya berserakan di jalan dan pekarangan jadi bersih. Di sisi lain, masyarakat jadi teredukasi, bahwa sampah dapat dijadikan investasi.

"Kayak sayalah, biasanya seminggu sekali bersihkan pekarangan. Kalau sekarang sudah setiap hari saya kutipi sampah itu," sebut Ida yang sehari-hari sebagai petani padi.

"Anak juga kadang jajan pulang sekolah itu sampahnya dibawa ke rumah untuk ditabung. Kalau sekarang, tabungan sampah saya sudah lumayan. Sebagian sudah dijadikan tabungan emas juga, sekitar 3 gram," sambungnya.

Ke depan, Ida berharap agar pemerintah setempat dapat mendukung gerakan yang dibangun Nazamuddin. Misalnya sedang memberi bantuan dana untuk relawan yang turut berperan untuk mensukseskan program Bengkel Sampah.

"Tabungan sampah dan emas itu sengaja belum saya tarik. Ya semogalah bisa umrah nanti dari situ. Kemarin, ada dari Pegadaian bilang, tabungan emas yang paling tinggi bisa diberangkatkan umrah. Kalau tidak, ya bisa untuk biaya pendidikan anak nanti," ucap Ida semringah.

Berharap Ada Nazamuddin Baru

Aksi nyata dari Nazamuddin tak hanya berdampak positif bagi masyarakat, tetapi juga pemerintah setempat. 

Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan Padangsidimpuan, Muchtar Arifin, menyampaikan, pihaknya sangat mendukung program Bengkel Sampah.

"Ya kalau kami di pemerintah kan memang punya program bagaimana pengurangan 30 persen sampah. Tentu apa yang dilakukan Nazam sangat membantu. Terlebih dalam hal mengubah mind set masyarakat terkait sampah," sebut Muchtar.

Menurutnya, persoalan sampah di Padangsidimpuan cukup pelik. Setiap harinya, potensi timbulnya sampah itu sebanyak 85-100 ton. Namun, Padangsidimpuan tidak memiliki tempat pembuangan akhir (TPA) melainkan hanya tempat pembuangan sememtara (TPS).

"Makanya gerakan Nazam ini sangat membantu. Dari bank sampah itu setidaknya ada 1 ton sampah per harinya bisa dikelola. Namun, terpenting, pola pikir masyarakat itu bisa berubah," ucap Muchtar.

Sampai saat ini, pihaknya telah menjalin kerja sama dengan Nazamuddin. Tahun lalu, pihaknya pun menyediakan tempat penyimpanan sampah di gudang laboratorium yang sudah tak dipakai. Selain itu, kolaborasi untuk penyuluhan ke sekolah-sekolah turut digencarkan.

"Harapannya ada Nazam-Nazam baru. Biar nanti setiap kelurahan dan kecamatan itu ada bank sampahnya. Ya moga-moga ini bisa jadi gerakan lebih besar lagi," sebut Muchtar.

Kolaborasi Pegadaian dan Bengkel Sampah

Deputi Operasional PT Pegadaian Wilayah Sumatera Utara dan Aceh Basuki Tri Andayani menuturkan, program bank sampah yang dijalan Nazamuddin sejalan dengan program Pegadaian, yakni, MSME, yang sudah dimulai sejak tahun 2018.

Program ini mengajak masyarakat untuk sampah bukan sebagai limbah, melainkan peluang berinvestasi emas sekaligus menyelamatkan lingkungan. Sejauh ini, ada 19 bank sampah yang telah menjadi mitra Pegadaian, termasuk Bengkel Sampah.

"Program ini mendapat sambutan yang baik. Selain tentang pengelolaan dan pengurangan sampah, Pegadaian juga memberikan literasi keuangan yang lebih komperhensif," sebut Basuki.

Basuki menyampaikan, ada beragam bentuk kerja sama yang dilakukan bersama mitra bank sampah, mulai dari edukasi pengelolaan sampah, literasi terkait menabung emas di Pegadaian serta menggelar pasar murah dan lainnya.

"Tantangan pasti ada. Utamanya dalam menggerakkan minat masyarakat untuk mengonversi sampahnya ke emas. Banyak masyarakat masih berpikir untuk jangka pendek. Mereka membutuhkan uang tunai daripada berinvestasi emas," ucap Basuki.

"Namun, kami tetap optimistis. Dengan digencarkannya program MSME yang bermitra dengan bank sampah, perlahan-lahan dapat mengubah perspektif masyarakat seperti yang dilakukan Nazamuddin," katanya.

Begitulah perjalanan singkat Nazamuddin. Seorang pemuda yang punya visi, menimba ilmu di luar dan mengaplikasikannya untuk kemajuan daerahnya.

Dia mengubah pola pikir masyarakat, mencari jalan keluar untuk mengatasi persoalan mendasar, mengubah limbah jadi berkah dengan mengemaskan sampah.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau